Paham Radikalisme Subur di Kalangan Anak Muda, Ini Tips Mengatasinya dari Kacamata Psikologi
Berikut tips dari segi psikologi untuk mengatasi fenomena tersebut dari Kepala UPT Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
"Empati dari kita menyelamatkan individu lain," lanjutnya.
Baca: Pemprov Bali Buka 653 Formasi CPNS 2019, Simak Syarat Pendaftaran dan Ketentuan Pelaksanaan Seleksi
3. Peran Negara

Hudaniah mengatakan jika peran pemerintah juga tidak kalah penting dalam upaya membendung paham radikal di tengah-tengah masyarakat.
Menurutnya, pemerintah harus membentuk pemerintahan yang baik dan dapat dipercaya oleh masyarakat.
"Memberikan kepercayaan dan membangun thrush government, " ujar Dosen Fakultas Psikologi UMM ini.
Pemerintah juga dinilai perlu membangun mental masyarakat sebagai warga negara yang baik melalui kebijakan-kebijakan.
Hudaniah menambahkan pemerintah harus bisa menenangkan masyarakat ketika terjadi konflik-konflik horizontal.
"Menenangkan saat timbul konflik-konflik bukan justru meruncing masalah," jelas Hudaniah.
Baca: Harga HP Vivo Terbaru Bulan November 2019, Vivo Z1 Pro Mulai Rp 3 Juta, Vivo V17 Pro Rp 5,6 Juta
Komentar Pengamat Intelijen

Pengamat Intelijen dan Keamanan UI, Stanislaus Riyanti menjelasakan terjadi pergeseran metode yang dilakukan oleh pimpinan teroris dalam melakukan perekrutan anggota baru.
Ia menyebut, jika kelompok lama seperti Al-Qaeda melakukan pencarian anggota baru dengan bertatap muka langsung, kemudian akan dilatih sehingga siap melakukan aksi.
Ini sangat berbeda di era sekarang ini, menurut Stanislaus perkembangan sosial media yang ada membuat penyebarakan konten-konten radikal sangat mudah ditemui.
"Sekarang radikalisme sangat cepat terjadi karena menggunakan media sosial," ujar Stanislaus saat diundang dalam acara acara Mata Najwa, Rabu (13/11/2019) lalu.