Guru di Flores Bergaji Rp 75 Ribu, Mas Nadiem Harus Fokus 'Clustering Priority'
Menurut Syaiful, Nadiem harus mulai lebih memfokuskan membenahi kesejahteraan guru di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB, Syaiful Huda meminta menteri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makariem untuk membuat Clustering Priority untuk membenahi masalah kesejahteraan para guru di Indonesia.
Penegasan itu disampaikan menyusul kisah pilu guru honorer Maria Marseli (27) yang hanya bergaji Rp 75 ribu per bulan selama 7 tahun di salah satu sekolah di Flores.
Menurut Syaiful, Nadiem harus mulai lebih memfokuskan membenahi kesejahteraan guru di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)
"Mas Nadim harus fokus di sini dan harus ada priority clustering tadi dan pasti akan menemukan banyak masalah. Termasuk di dalamnya adalah soal kesejahteraan guru ini," kata Syaiful kepada Tribunnews.com, Sabtu (9/11/2019).
Baca: DPR Minta Menteri Nadiem Kaji Penetapan Gaji Guru di Daerah Tertinggal Lebih Tinggi dari Perkotaan
Ia menjelaskan, Clustering Priority dimaksudkan membagi pendidikan Indonesia menjadi ke beberapa cluster. Misalnya, daerah bagian Timur, Barat dan Tengah.
Dari situ, kata dia, Nadiem bisa memetakan daerah mana yang dianggap paling prioritas untuk dibantu secara cepat. Menurutnya, daerah bagian Timur harus menjadi prioritas.
"Kalau di kota-kota besar udah nggak usah diurusin atau bagian barat, saya bilang itu udah lumayan. Kalau mau jadi fokus, nggak usah jadi fokus Indonesia bagian barat ini," ungkapnya.
"Tapi paling jauh atau paling sangat tertinggal itu Indonesia Timur termasuk contohnya di NTT ini," lanjutnya.
Dia juga mendesak Nadiem Makariem secepatnya membentuk tim Tasfos yang ditugaskan khusus untuk memperhatikan isu kesejahteraan para guru.
"Ini keprihatinan kita yang kesekian kali soal kesejahteraan guru. Saya kira Mas Nadiem harus bergerak cepat, khusus soal isu kesejahteraan guru ini. Saya sarankan untuk bikin Tasfos khusus untuk menangani soal kesejahteraan guru ini," pungkasnya.
Baca: Guru di Flores 7 Tahun Hanya Bergaji Rp 75 Ribu Per Bulan, DPR Desak Nadiem Bergerak Cepat
Seperti diberitakan Kompas.com, Upah tidak sesuai dengan beban kerja dan keringat yang dikucurkan demi mencerdaskan anak bangsa.
Itulah yang dialami para guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kepiketik, Desa Persiapan Mahe Kalen, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.
Meski sudah 7 tahun mengabdi, mereka tetap diberi gaji Rp 75.000 per bulan. Uang itu juga diberikan 1 kali dalam 3 hingga 6 bulan.
Maria Marseli (27), salah seorang guru honorer di SDN Kepiketik mengaku sudah 7 tahun mengabdi di sekolah itu.