PKS Ingin Ajak PAN dan Demokrat untuk Oposisi
Sentimen negatif masyarakat terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Maruf Amin diyakini PKS bakal menguat
Dia menilai, bergabungnya Prabowo ke pemerintahan bisa membuat antusiasme publik untuk memilih pada pemilu menurun.
"Kalau begini, yah, sama aja," kata dia.
Kendati demikian, kata Mardani, PKS menghormati keputusan Prabowo untuk bergabung ke pemerintahan.
Mardani mengatakan, Prabowo tak secara resmi meminta izin kepada PKS, tetapi sempat bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri.
"Kami hormati, hargai dan doakan (Prabowo) tapi PKS tetap oposisi," kata dia.
Baca: Politikus PKS Berharap Anggota DPR Tetap Jalankan Fungsinya Jadi Kontrol Bagi Eksekutif
Baca: PKS akan Tagih Komitmen Idham Aziz soal Temuan Komnas HAM
Diketahui, Prabowo Subianto telah ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.
Padahal sebelumnya Prabowo adalah pesaing Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019 lalu.
PKS merupakan satu partai pendukung Prabowo pada Pilpres 2014 dan 2019.
Sementara Prabowo bergabung ke pemerintah, PKS tetap memilih untuk menjadi oposisi.
Masih di forum tersebut, Mardani mengatakan, partainya tidak bahagia apabila menjadi oposisi sendirian.
"PKS tidak bahagia kalau jadi oposisi sendirian karena oposisi perlu dua. Perlu konten dan number," kata Mardani.
Sampai saat ini, PKS masih berdoa agar semua parpol pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada pada Pilpres 2019 menjadi oposisi lima tahun ke depan.
Namun, bukan berarti PKS memosisikan diri sebagai pembujuk parpol-parpol itu untuk menjadi oposisi.
"Saya bilang berharap. Tapi PKS tidak dalam posisi mengajak mereka. Partai punya kebebasan dalam menentukan sikap," kata Mardani.
"Kalau koalisi pasti pada mau. Tapi kalau oposisi belum tentu mau. Kami tidak pada posisi itu (mengajak)," lanjut dia.