Kabinet Jokowi
Pengamat Ungkap Tantangan Ke Depan Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan
Pengamat pertahanan dari Universitas Paramadina, Anton Aliabbas, mengungkapkan sejumlah tantangan ke depan bagi Prabowo Subianto sebagai Menhan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat pertahanan dari Universitas Paramadina, Anton Aliabbas, mengungkapkan sejumlah tantangan ke depan bagi Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan RI.
Menurutnya, tantangan ke depan Prabowo adalah bagaimana membangun kualitas sumber daya prajurit, membangun kebijakan dan postur pertahanan yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim.
Menurutnya, membangun kualitas sumber daya prajurit ini menjadi penting karena hal tersebut sesuai dengan platform utama pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin.
Untuk itu, menurutnya terobosan Prabowo dalam menjadikan Universitas Pertahanan sebagai perguruan tinggi berkualitas adalah salah satu hal yang ditunggu.
Baca: Kompolnas: Tidak Ada Undang-Undang Menyebut Calon Kapolri Minimal Sisa Masa Dinas 2 Tahun
"Bagaimanapun juga jumlah perwira yang studi di kampus ini harus ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Di sisi lain, membangun kualitas kultur akademik serta pengelolaan lembaga pendidikan yang profesional juga menjadi kebutuhan mendasar," kata Anton saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (23/10/2019).
Kemudian, tantangan kedua Prabowo adalah membangun kebijakan dan postur pertahanan yang adaptif terhadap perkembangan ancaman 10-15 tahun ke depan.
Baca: Bayern Muenchen Harus Parkir Lucas Hernandez Cukup Lama
Selain itu, menurutnya sesuai karakter geografis negara juga menjadi tantangan tersendiri.
"Bagaimana visi dan rencana membangun kekuatan pertahanan Indonesia menjadi ‘macan asia’ seperti yang sering diucapkan saat kampanye membutuhkan hal konkret. Apakah rencana ini sesuai dengan karakter dan kondisi geografis kita?" kata Anton.
Menurutnya, dengan menjadi ‘Macan Asia’ tentunya itu mengisyaratkan Prabowo berencana membangun dan mengembangkan kapabilitas TNI dalam menghadapi ancaman dari luar (outward looking).
Baca: Ketua MPR: Kabinet Jokowi-Maruf Siapkan Regenerasi Kepemimpinan
Karenanya menurut dia, publik membutuhkan penjelasan lengkap tentang rencana kerja yang komprehensif dalam membangun sektor pertahanan Indonesia.
"Selain guna menghindari dampak arms race di kawasan, langkah ini juga mengurangi keresahan publik akan kembalinya militer yang lebih aktif di dalam urusan domestik," kata Anton.
Selain itu, menurutnya tantangan nyata di Kemenhan adalah terkait pengelolaan anggaran pertahanan.
Ia menilai, dalam lima tahun terakhir, performa manajemen anggaran pertahanan kurang memuaskan.
Anton menilai ada dua indikator terkait hal itu.
Baca: Pengamat: Jokowi Keluar Dari Pakem Politik Untuk Revolusi Total Kemenag dan Kemendikbud