Kamis, 2 Oktober 2025

Demo Tolak RUU KUHP dan KPK

Ribuan Mahasiswa Kembali Lakukan Aksi Demo, Tegaskan Tak Lengserkan Jokowi hingga Dugaan Provokasi

Ribuan mahasiswa dari berbagai unversitas kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta pada Selasa (24/9/2019).

TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim
Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas berjalan menuju Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019) 

Ribuan mahasiswa dari berbagai unversitas kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta pada Selasa (24/9/2019).

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas kembali melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak semua RUU di depan Gedung DPR/MPR RI, Selasa (24/9/2019).

Sejumlah RUU menjadi kontroversi di masyarakat, termasuk RKUHP dan UU KPK hasil revisi oleh anggota DPR RI.

Sebelumnya aksi unjuk rasa ini telah dilakukan oleh para mahasiswa di Jakarta dan telah melakukan audiensi dengan pihak DPR yang diwakili oleh Badan Legislatif (Baleg), Supratman Andi Atgas serta anggota Komisi III, Masinton Pasaribu.

Baca: Naik Mobil Komando, Ganjar Pranowo Temui Mahasiswa yang Berunjuk Rasa : Saya Pernah Jadi Mahasiswa

Baca: Mahasiswa Mulai Melempar Botol Air Minum Plastik ke Arah Pagar Gedung MPR/DPR

Dikutip dari Warta Kota, dalam audiensi tersebut, para mahasiswa melayangkan mosi tidak percaya kepada DPR RI, yang disampaikan oleh Ketua BEM UI, Manik Marganamahendra.

Kritik Manik yang dilontarkan langsung di depan anggota dewan viral di media sosial.

Kini, para mahasiswa kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI untuk kembali menyuarakan aspirasi mereka.

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Jakarta, Gregorius Anco membantah anggapan bahwa aksi mahasiswa ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu.

Dirinya menegaskan jika selama ini mahasiswa sudah secara tegas menyuarakan tuntutannya tentang pembatalan UU KPK hasil revisi dan RKUHP.

Anco menilai kedua rancangan undang-undang tersebut tak sesuai dengan amanat reformasi.

"Tuntutan kami jelas, RUU KPK dan RKUHP dibatalkan karena RUU itu bermasalah dan tidak sesuai dengan reformasi. Kan enggak ada tuntutan turunkan Jokowi," ujar Anco kepada Kompas.com, Senin (23/9/2019).

Sesuai dengan pemberitaan Kompas.com, pada pukul 12.28 WIB, mahasiswa mulai memaksa untuk masuk ke dalam Gedung DPR RI.

Baca: Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPR Mulai Memanas, Barier Kawat Berduri Dijebol

Baca: Tepat 20 Tahun Lalu 24 September 1999: Tragedi Semanggi II, Demo Tolak RUU PKB, 2 Mahasiswa Tewas

Para mahasiswa ini nampak menginjak-injak kawat berduri yang terpasang di depan Gedung DPR RI.

Bahkan, massa mahasiswa mengetok dan menggoyangkan gerbang Gedung DPR RI.

Beberapa mahasiswa lainnya berupaya untuk memanjat gerbang itu.

"Buka, buka, buka, buka pintunya sekarang juga," teriak mahasiswa kompak.

Ribuan Mahasiswa dari berbagai universitas kembali menggelar aksi di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019)
Ribuan Mahasiswa dari berbagai universitas kembali menggelar aksi di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019) (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Meski demikian, massa yang lainnya langsung mengingatkan untuk tidak terprovokasi aksi tersebut.

"Hati hati provokasi,” ucapnya.

Sementara itu, di Semarang, Jawa Tengah, aksi demo mahasiswa menolak RKUHP dan pembatalan UU KPK hasil revisi juga ricuh.

Aksi ricuh mahasiswa di depan Gedung DPRD Jawa Tengah tersebut hingga merobohkan pagar dari gedung dan membuat satu orang terluka.

Baca: Deretan Foto Poster-poster Menggelitik dalam Aksi Demo Mahasiswa Hari ini

Baca: Foto-foto Spanduk Lucu Aksi Mahasiswa Hari ini, Ada Spanduk Asap Ikut Menghalangi Ketampanan

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa meminta untuk menemui Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Tak lama kemudian, Ganjar Pranowo pun keluar untuk menemui sejumlah mahasiswa.

Ganjar mengatakan bahwa aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa adalah aspirasi yang baik.

Aspirasi baik, suara mahasiswa, murni ingin menyampaikan aspirasi.

Ganjar mengatakan juga akan meneruskan aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa ke DPR.

"Mereka minta meneruskan aspirasi, ya saya teruskan (ke DPR)," pungkas Ganjar saat diwawancarai reporter KompasTV, Selasa (24/9/2019) siang.

Setelah ditemui oleh Ganjar Pranowo, suasana yang sebelumnya panas akibat perubuhan pagar kini menjadi lebih tenang.

Baca: Unjuk Rasa di Depan Gedung DPR, Mahasiswa Sampaikan Permintaan Maaf Ini

Baca: Demo di Gedung DPR, Mahasiswa Bentangkan Spanduk Dewan Pengkhianat Rakyat

Di tempat lain, tepatnya di Bandung, polisi menduga ada provokasi dalam unjuk rasa mahasiswa di Gedung DPRD Jawa Barat.

Saat ini, pihak kepolisian tengah menyelidiki kasus tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, awalnya situasi unjuk rasa kemarin aman dan kondusif.

Aksi mahasiswa berujung ricuh dengan polisi saat berusaha masuk Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (23/9/2019). Ribuan mahasiswa dari puluhan kampus di Jawa Barat itu berunjukrasa menolak pengesahan UU KPK dan KUHP oleh DPR. 
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Aksi mahasiswa berujung ricuh dengan polisi saat berusaha masuk Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (23/9/2019). Ribuan mahasiswa dari puluhan kampus di Jawa Barat itu berunjukrasa menolak pengesahan UU KPK dan KUHP oleh DPR. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Namun, menjelang magrib, kondisi memanas, diduga lantaran adanya provokasi.

Ketika ada provokasi, kata Truno, berdampak pada kedua belah pihak, baik dari kepolisian maupun mahasiswa.

"Sehingga kami yakini ada korban, karena itu ekses. Pembubaran, provokasi, lemparan batu dari oknum mahasiswa yang mengenai mahasiswa lagi, atau kena petugas, tentu yang dirugikan adalah kedua belah pihak," jelasnya.

"Maka kita akan lakukan konsolidasi terhadap korban polisi khususnya, kita mengevaluasi dan ini sangat merugikan. Silakan mengemukakan pendapat, tapi dengan mengikuti aturan yang berlaku," imbuhnya.

Baca: Saat Kakek Mulyono Menyemangati Mahasiswa Aksi di Depan Gedung DPR

Baca: Demo Mahasiswa di DPRD Sulsel Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Evaluasi dan penyelidikan dilakukan pihak kepolisian di tempat kejadian perkara.

Polisi menduga provokasi ini dilakukan oleh kelompok tertentu yang ingin membenturkan mahasiswa dengan kepolisian saat unjuk rasa berlangsung.

Ia menyebutkan, ciri-ciri adanya kelompok provokatif dalam aksi unjuk rasa itu adalah dengan ditemukannya perusakan, lemparan batu, vandalisme dan kemudian provokasi.

"Aksi ini lebih cenderung untuk membenturkan kedua belah pihak, ini adalah ciri kelompok anarko," katanya.

Karenanya, polisi akan melakukan penyelidikan kebih dalam terkait kericuhan itu.

"Polda Jabar akan melakukan proses penyelidikan lebih dalam. Kemudian tidak menutup kemungkinan akan melakukan penyidikan," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Whiesa/Renald/Warta Kota/Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved