Polri Tegaskan Kebakaran Hutan dan Lahan Paling Banyak Disebabkan Faktor Manusia
Mabes Polri terus berupaya melakukan penegakkan hukum atas kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Hanya saja, yang dikhawatirkan anak-anak menderita sesak napas.
"Namun yang terpenting adalah melakukan pola hidup bersih dan sehat," kata Harrison. (Kontributor Pontianak, Hendra Cipta)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Sebanyak 6.025 Warga Kalbar Tercatat Menderita ISPA
Peralatan pemadaman tidak cukup

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut sejak Januari hingga Agustus tahun ini luas lahan yang terbakar mencapai 328.724 hektar.
Setidaknya ada enam provinsi termasuk kategori parah kebakaran lahan yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.
Untuk memadamkan kebakaran itu, Kepolisian mengirim lima ribu personel.
Sementara BNPB mengerahkan 32 helikopter water bombing dan 10 helikopter patroli.
Meski, menurut Juru bicaranya, Agus Wibowo, masih kurang.
"Enggak cukup, kurang lah. Lahan yang terbakar itu kan luas sekali dan banyak lokasi-lokasi (yang hendak dipadamkan) dengan water bombing enggak bisa langsung padam. Karena kebakarannya besar," jelasnya.
"Jadi memang kami berusaha mencegah jangan sampai merembet. Jadi mengurangi," sambungnya.
Karena jumlah helikopter yang terbatas itu proses pemadaman, kata dia, "perlu waktu lama".
"Intinya kebakaran sangat luas, jadi berat memadamkannya," tukasnya.
Helikopter water bombing itu, kata Agus Wibowo, disebar ke enam provinsi.
Terbanyak dikerahkan ke provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.