Sabtu, 4 Oktober 2025

Jeritan Hati Putri TKW asal Cianjur: Pak Jokowi Tolong Ibu Saya, Pulangkan Dia dari Arab Saudi

Alis Juariah TKW Cianjur yang 21 tahun berada di Arab Saudi, menulis pesan kepada keluarganya ia sangat ingin pulang ke Cianjur, ke Kampung Muhara

Tribun Jabar/Ferri AM
Selasa, 13 Agustus 2019 11:44 TKW Cianjur 21 Tahun Hilang di Arab, Kirim Surat Tangan Ditusuk Pisau Majikan: Tolong Sudah Tak Kuat Selpi Lusniawati (27) memegang foto ibunya Alis Juariah (46) yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Arab Saudi dan tidak ada kabar selama 21 tahun 

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR – Alis Juariah TKW Cianjur yang 21 tahun berada di Arab Saudi, menulis pesan kepada keluarganya ia sangat ingin pulang ke Cianjur, ke Kampung Muhara, Kecematan Haurwangi.

Alis Juariah ingin pulang ke Indonesia karena sudah tak kuat mendapatkan siksaan oleh majikannya di Arab Saudi.

Dalam surat yang pernah dikirim ke keluarganya di Cianjur, Alis Juariah mengabarkan pernah disekap di dalam WC, tangan ditusuk pusau, dan tindak kekerasan lainnya.

Keluarganya berhadap Presiden Jokowi dapat membantu kepulangannya ke Cianjur, Jawa Barat.

Selpi Lusniwati mengharap Presiden Jokowi segera mengabulkan permintaanya.

“Kami berharap Presiden Jowo Widodo (Jokowi) berkenan membantu. Tolong pulangkan ibu saya dari Saudi,” pinta Selpi Lusniawati.

Baca: Nurul Tewas Tenggelam di Objek Wisata Berawang Gajah Aceh Tengah

Baca: Bule Kanada yang Potong Daging Kurban di Depok Ternyata Mantan Tentara PBB

Baca: Perombakan Jajaran Direksi Empat Bank BUMN Dinilai Tidak Etis dan Tidak Profesional

Sayangnya, keberadaan Alis Juariah di Arab Saudi masih belum jelas.

Pejabat Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cianjur, Heri Suparjo, mengatakan dalam sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri (Siskotkln), nama Alis Juariah tidak terdaftar.

Alis Juariah tak terdaftar karena menjadi TKI sbelum Siskotkln diterapkan pada 2011. Heri juga mengaku baru tahu tentang Alis Juariah dari media sosial.

"Meski demikian, kami juga berusaha untuk bergerak secepat mungkin. Kami secepatnya menindaklanjuti informasi awal itu untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci," kata Heri kepada Tribun melalui pesawat telepon, Senin (12/8). "Kami akan berkirim surat ke Kemenlu dan BNP2TKI untuk menindaklanjuti hal ini."

Ketua DPC Astakira Pembaharuan Kabupaten Cianjur, Ali Hildan, berharap instansi-instansi terkait, khususnya Disnankertrans Cianjur, BP3TKI Jabar, BNP2TKI, PWNI dan BHI Kemlu, serta KBRI Riyadh, secepatnya merespons pengurusan dan pelacakan Alis Juariyah.

Baca: Konser LANY Batal, Promotor Minta Maaf Lewat Pengeras Suara

Baca: Blackout yang Terjadi di Indonesia Jadi Sorotan Dunia - BERKAS KOMPAS

"Kami akan terus mendorong pihak instansi berkompeten agar Alis Juariah secepatnya dipulangkan ke Tanah Air dan hak-haknya dipenuhi," katanya.

Ali mengatakan, sudah mengontak KBRI dan Duta Besar. "Namun, sejauh ini belum ada jawaban," kata Ali.

Kirim Surat Disiksa Majikan

Pamit kerja ke Arab Saudi, 21 tahun lalu, Alis Juariah (46), pekerja migran Indonesia (PMI) (Tenaga Kerja Wanita Cianjur/TKW Cianjur) asal RT 01/10, Kampung Muhara, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tak tentu rimbanya.

Kabar terakhir tentang kondisi Alis Juariah TKW Cianjur, hanyalah surat yang dikirimkan PMI itu pada keluarganya, empat tahun silam.

"Dalam surat itu, ibu saya bilang, ia sering disiksa dan, disekap di wc. Ibu saya juga menulis, tangannya pernah ditusuk pisau oleh majikannya," ujar Selpi Lusniawati (27) pilu, putri satu-satunya Alis Juariah, saat ditemui di rumahnya di Kampung Muhara, Senin (12/8).

Saat Alis Juariah TKW Cianjur pergi tahun 1998, kata Selpi, ia masih berusia enam tahun.

Baca: Deputi Peningkatan Kreativitas Gelar Pelatihan Digital Marketing di Kampus STMIK Nusa Mandiri Depok

Baca: Jenderal Andika Buka Suara Soal Kasus Enzo dan Alasan Pertahankannya di Akmil

Baca: Kata Maruarar, Koperasi Tingkatkan Ekonomi Kader PDI Perjuangan Subang

Menurut keluarganya di Cianjur, ibunya berangkat melalui jasa tenaga kerja PT Avida Avia Duta yang ada di Jakarta.

"Tapi tidak tahun siapa sponsornya, yang membawa ibu dari Cianjur," kata Selpi.

Selpi mengatakan, ketika tahu bahwa kondisi ibunya di Arab sangat menderita, ia sempat meminta bantuan ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Tapi, kata Selpi, BNP2TKI, seolah tak peduli dengan nasib ibunya.

"Namun, kami berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkenan membantu. Tolong pulangkan ibu saya dari Saudi," katanya.

Dikdik (39), adik dari Alis, mengatakan, keluarga sebenarnya sudah mengikhlaskan Alis setelah bertahun-tahun tak pernah mendapatkan kabar tentang kondisinya.

"Namun, empat tahun lalu datang surat yang mengabarkan jika kakak saya ternyata masih hidup," ujarnya.

Surat itu membuat keluarga gembira sekaligus sedih karena dalam suratnya Alis juga mengabarkan kondisinya yang tersiksa.

Dikdik (39) didampingi keponakannya Selpi (27) memperlihatkan foto Alis Juariah (46), seorang TKI asal Cianjur, Jawa Barat yang hilang kontak selama belasan tahun dan diduga menjadi korban kekerasan majikan di Riyadh, Arab Saudi.

Dalam suratnya, kata Dikdik, kakaknya bercerita, ia tak pernah diperbolehkan keluar rumah. Jika majikan dan keluarganya pergi keluar, kakaknya dikunci di kamar mandi sampai majikan pulang.

"Kakak saya bisa kirim surat juga sembunyi-sembunyi, suratnya dititipin ke sopir majikannya," ujarnya..

Di surat yang terakhir, menurut Dikdik, kakaknya bahkan memohon agar ia bisa segera bisa dipulangkan karena sudah tidak tahan dengan perlakuan majikan.

"Tolongin teteh, Dik. Teteh sudah tidak kuat, teteh disiksa, tangan teteh ditusuk sampai 20 jahitan," kata Dikdik.

Dikdik mengatakan, keluarga sempat dihubungkan dengan pihak KBRI di Arab Saudi untuk mengupayakan pemulangan Alis. Namun upaya itu masih menemui jalan buntu.

"Saya sudah bolak-balik ke Jakarta, pinjam sana-sini bahkan jual yang ada untuk biaya agar kakak saya bisa segera dipulangkan, tapi belum ada hasilnya sampai sekarang," ujarnya.

Ketua DPC Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Pembaharuan Kabupaten Cianjur, Ali Hildan, mengatakan baru mengetahui kasus ini setelah ramai di media sosial.

"Begitu tahu, kami bergerak secepat mungkin. Kami melacak nomor majikannya dan alhamdulillah sudah ada titik terang," ujarnya.

Namun, kata Ali, ia belum bisa memastikan betul bahwa nomor yang berhasil mereka lacak itu adalah benar nomor majikan Alis.

"Tapi hasil obrolan nomor tersebut, betul namanya Saed Aljhrani, yang ini nama majikan Alis seperti yang diinformasikan oleh anaknya. Sudah dua kali komunikasi dengan pemilik nomor itu. Dia bahkan memastikan akan menelepon lagi agar kami bisa bicara langsung dengan PMI-nya," kata Ali. (Tribunjabar.id/ferri amiril mukminin)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved