Selasa, 30 September 2025

Idul Adha 2019

Bule Kanada yang Potong Daging Kurban di Depok Ternyata Mantan Tentara PBB

"Saya melakukan ini bukan karena ingin diakui, diterima. Atau orang-orang jadi banyak yang suka karena saya bule. Saya bantu karena ingin berbagi."

TribunnewsBogor.com/Tsaniyah Faidah
Martin Pistagnesi (49), seorang WNA mualaf ikut memotong daging kurban Idul Adha di Depok, Jawa Barat, Minggu (11/8/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNNEWS.COM, SUKMAJAYA - Pria asal Kanada, Martin Pistagnesi (45) sudah kurang lebih empat tahun tinggal di Depok, Jawa Barat.

Sejak bulan Maret 2019, ia dan istrinya, Suzan tinggal di Griya Lembah Depok, Kelurahan Abadi Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.

Di hari raya Islam Idul Adha, Martin diajak oleh pihak RT untuk membantu memotong daging kambing maupun sapi yang dikurbankan di Masjid Jami Raudlatul Mumin, dekat rumahnya.

Martin yang sudah mualaf kurang lebih 1,5 tahun pun menerima ajakan pihak RT untuk ke masjid itu.

"Karena saya muslim, saya terus diajak pihak RT. Jadi saya ikut. Tapi sebenarnya saya juga udah berencana mau ikut," ujarnya kepada TribunJakarta.com di kediamannya pada Senin (12/8/2019).

Baca: Driver Taksi Online Dukung Wacana Kendaraan Daring Tidak Kena Ganjil Genap

Baca: Nurul Tewas Tenggelam di Objek Wisata Berawang Gajah Aceh Tengah

Baca: Jenderal Andika Buka Suara Soal Kasus Enzo dan Alasan Pertahankannya di Akmil

Martin memberikan respons sangat baik saat diajak untuk memotong dan membagi-bagikan daging kepada orang yang membutuhkan.

Ia ikut serta dan melakukan kegiatan itu dengan segenap hatinya.

Pasalnya, sudah kewajiban umat muslim untuk berbagi antar sesama.

Bukan hanya mementingkan diri sendiri tapi juga orang lain.

"Saya melakukan dari hati saya untuk bantu sesama. Ketika orang lain enggak punya makanan, ini cara kita untuk memberikannya," terangnya.

Bagi Martin, ia ikut membantu memotong daging kurban bukan untuk diakui atau diterima oleh warga Depok.

Lebih penting, kata Martin, ia melakukannya untuk membantu pihak panitia dalam membagikan daging ke orang yang layak dibantu.

"Saya melakukan ini bukan karena ingin diakui, diterima. Atau orang-orang jadi banyak yang suka karena saya bule. Saya bantu karena ingin berbagi," akunya.

Dalam sudut pandangnya, warga di lingkungannya memiliki karakter terbuka secara pikiran.

"Di cluster ini, orang-orang tersenyum dan baik kepada saya. Mereka memiliki pemikiran terbuka. Saya mudah berbaur dengan mereka," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved