Lilik Jalan Kaki dari DIY ke Jakarta, Bayar Nazar Amien Rais, Bawa Wayang Sengkuni Hingga Reaksi PAN
Lilik Yuliantoro mengaku menggantikan nazar yang disampaikan Amien Rais. Benarkah Amien Rais pernah bernazar demikian?
TRIBUNNEWS.COM - Lilik Yuliantoro, seorang pria asal Blora, Jawa Tengah nekat jalan kaki dari Yogyakarta menuju DKI Jakarta, Senin (22/7/2019).
Bukan hal yang mudah, Lilik harus menempuh jarak lebih dari 500 Kilometer.
Tujuannya satu, yaitu bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta.
Ada latar belakang yang membuat Lilik Yuliantoro mengambil keputusan tersebut.
Dia mengaku ingin menggantikan nazar yang pernah diucapkan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais.
Baca: Amien Rais Minta Jokowi Berikan Jatah 45% Kursi Kekuasaan ke Kubu Prabowo
Baca: Beda Tanggapan Soal Rekonsiliasi, Amien Rais Singgung Pembagian 55:45, Zulkifli: Enggak Pakai Syarat
Berikut sejumlah informasi yang dihimpun Tribunnews.com dari Kompas.com dan Tribun Jogja soal aksi jalan kaki Lilik Yuliantoro:
1. Gantikan Amien Rais

Amien Rais pernah bernazar akan jalan kaki dari Yogyakarta menuju Jakarta bila Jokowi jadi presiden pada Pilpres 2014.
Sayangnya, hingga Pilpres 2019, nazar tersebut belum dilakukan mantan Ketua MPR.
Berangkat dari hal tersebut, Lilik sukarela menggantikan janji Amien Rais dan meminta pria 75 tahun itu di rumah.
"Menggantikan Amien Rais. Nazarnya sempat diucapkan jika Pak Jokowi terpilih menjadi Presiden lagi."
"Bapak Amien Rais sudah tua, untuk itu saya terketuk hati untuk menggantikan nazarnya beliau."
"Lebih baik bapak Amien Rais di rumah, biar yang muda yang melanjutkan generasi bangsa," ungkap Lilik.
Diungkapkan Lilik, tujuan menggantikan Amien Rais karena nazar tersebut belum juga dilaksanakan.
Sehingga, dirinya berinisiatif mengantikan agar tidak ada bully-an lagi dari masyarakat.
"Daripada di-bully masyarakat, lebih baik saya yang melaksanakan. Biar persatuan Indonesia tetap terjaga," tegasnya.
2. Reaksi PAN
Nazar jalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta jika Joko Widodo menang pilpres pada tahun 2014 tidak pernah diucapkan oleh Amien Rais.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) DIY Nazaruddin.
Baca: Alasan Lilik Gantikan Nazar Amien Rais Jalan Kaki dari Yogya ke Jakarta
"Setahu saya enggak ada (Amien Rais nazar jalan kaki dari Yogya ke Jakarta)," ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) DIY Nazaruddin saat dihubungi, Senin (22/7/2019).
Nazaruddin juga menyampaikan jika internal partai tidak pernah mendengar adanya nazar dari Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais tersebut.
Ia pun enggan menanggapi aksi pria asal Blora, Jawa Tengah bernama Lilik Yuliantoro yang menggantikan Amien Rais dengan berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta.
"Saya enggak tahu, Saya malas menanggapi. Semua kok dikait-kaitkan jalan kaki, jalan kaki," tegasnya.
Menurutnya, harusnya nazar dilakukan oleh orang yang bernazar. Bukan dilakukan oleh orang lain.
Baca: Amien Rais Tawarkan 55:45, Pramono Anung: Demokrasi Kita Kebanyakkan Ingin Ikut yang Menang
Padahal, nazar jalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta tidak pernah didengarnya dari Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
"Nazar kok diwakili gimana ?. Gak pernah, gak pernah (ada nazar jalan kaki), seingat saya ga ada," tegasnya.
3. Bukan pendukung siapa pun

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat patung tersebut mengaku bukan pendukung golongan mana pun.
Aksi yang dilakukan Lilik murni dari hatinya sendiri.
"Saya netral, yang penting bangun untuk bersama. Pas lihat Bapak Amien Rais sering ber-statement ingin jalan kaki tapi tidak dilaksanakan."
"Terus agak sedikit geram, ya itu dari hati langsung menuju Jogja," ungkapnya.
Dia menilai, Amien Rais merupakan sosok yang kritis terhadap pemerintah.
Lilik menyampaikan, ia tidak menghubungi Amien Rais jika dirinya akan menggantikan nazar berjalan kaki.
Sebab, apa yang dilakukanya ini merupakan inisiatif sendiri.
Selain itu, apa yang dilakukanya ini tidak ada kaitannya dengan politik.
"Berhubung Bapak Amien Rais sudah tua, saya terketuk untuk mengantikan nazar beliau."
"Saya netral (tidak mendukung Amien Rais), tidak ada yang menyuruh atau membayar, tapi dari hati yang penting ikhlas," jelasnya.
3. Start dari Tugu Pal Putih

Lilik mengambil titik awal (start) dari Tugu Pal Putih Yogyakarta dan akan menempuh jarak sekitar 519 kilometer.
Selain itu, Lilik berjalan kaki tanpa didampingi tim.
Ia berencana setibanya di Jakarta bisa menemui Jokowi serta datang ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Untuk jalurnya akan lewat Jogja, ke Magelang, Temanggung, sambil lihat Google Maps," ujar dia.
4. Berencana temui Jokowi sembari bawa wayang Sengkuni

Dalam perjalanan kali ini, Lilik ingin menemui Presiden Jokowi untuk menyampaikan surat dan sebuah wayang Sengkuni.
Selain itu, dia juga akan membawa aspirasi masyarakat yang dilewatinya untuk disampaikan ke Presiden.
"Ketemu Presiden ingin menyampaikan sepucuk surat Dilan, untuk Milea, dalam arti Milea dari masyarakat, sama Wayang Sengkuni," ungkapnya.
Terkait dipilihnya wayang Sengkuni yang akan diberikan kepada Jokowi, Lilik menerangkan hal tersebut bukan merupakan simbol apapun.
"Wayang belum dibawa, beli di jalan. Sengkuni di Mahabarata, kayak zaman dulu."
"Amien Rais baik kok, hanya saya suka wayang saja, (kok tidak Arjuna?) suka Sengkuni dari dulu," terangnya.
Selain ingin bertemu dengan Presiden Jokowi, Lilik juga akan berkunjung ke rumah Prabowo Subianto dan Amien Rais di Jakarta.
Ia berharap bisa bertemu dengan Prabowo dan Amien Rais.
5. Hanya berbekal uang Rp 50 ribu

Lilik mengaku, tidak ada persiapan khusus sebelum berjalan kaki dari Yogyakarta menuju Jakarta.
Ia berangkat dari Blora dengan naik bus menuju Yogyakarta dan mulai berjalan kaki ke Jakarta.
"Target saya 22 hari sampai di Jakarta. Ya, di jalan bisa tidur di masjid atau emperan toko," ucap Lilik.
Lilik juga hanya membawa dua kaus, air minum, bendera Merah Putih, serta uang senilai Rp 50 ribu.
6. Pernah lakukan hal serupa
Rupanya, ini bukan kali pertama pria kelahiran Blora, 3 Juli 1991 itu melakukan aksi jalan kaki.
Ia pernah melakukan aksi yang sama selama tiga kali, yakni pertama, 2014 di Semarang.
Ia berjalan kaki menuntut keadilan saat Persikaba Blora vs Persab Brebes.
Kedua aksi jalan kaki minta Stadion ke Gubernur Jawa Tengah.
"Ketiga, aksi jalan kaki Blora Jakarta bertemu Jokowi, terus melanjutkan ke KPK dan Menteri Olahraga," ungkapnya