Minggu, 5 Oktober 2025

5 Gempa Paling Besar di Bali dalam Catatan Sejarah, Peristiwa Gejer Bali Telan 10.252 Korban Jiwa

Berita Hari Ini 5 Gempa Paling Besar di Bali dalam Catatan Sejarah, Peristiwa Gejer Bali Telan 10.252 Korban Jiwa

Editor: Suut Amdani
Tribun Bali/Rizal Fanany
Petugas Satpol PP mengamati bangunan Padmasana Pura Agung Lokanatha, Lumintang, Denpasar berserakan setelah diguncang gempa berkekuatan 5,8 SR, Selasa (16/7/2019). 

Berita Hari Ini, 5 Gempa Paling Besar di Bali dalam Catatan Sejarah, Peristiwa Gejer Bali Telan 10.252 Korban Jiwa

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia adalah wilayah yang kerap ditimpa bencana alam.

Mulai dari gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, angin kencang, merambat hampir seluruh wilayah Indonesia

Namun yang paling menyita perhatian masyarakat baru-baru ini ialah bencana alam gempa bumi.

Seperti yang terjadi di Lombok, kemudian Sulawesi yang mengakibatkan korban jiwa tidak sedikit.

Ini pun menjadi atensi seluruh masyarakat Indonesia.

Bukannya harus takut menghadapi bencana, melainkan kita dituntut mengetahui mitigasinya karena bencana seperti ini datangnya tak terduga. Tak terkecuali di Bali.

Baca: UPDATE Kawasan Terdampak Gempa Bali 6 SR di Banyuwangi dan Jember, BPBD Imbau Warga Tetap Hati-hati

Sejarah akan bencana gempa bumi pun menjadi renungan bersama, sebagaimana tercatat beberapa gempa yang melanda Bali.

Berikut Tribun Bali mengutip dari BMKG wilayah Denpasar dan Wikipedia mengenai sejarah kelam gempa bumi di Bali.

1. 'Gejer' Bali

'Gejer' bali merupakan gempabumi besar yang pernah melanda Bali.

Tepatnya 22 November 1816, terjadi gempa bumi Bali yang berpusat di Buleleng, Selatan, Kerajaan Buleleng.

Gempa bumi itu menelan 10.252 korban jiwa.

Dalam wawancara tribun-bali.com denganI Made Kris Adi Astra dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bali dalam diskusi 200 Tahun ‘Gejer Bali’, akhir 2015 lalu di Puri Kanginan Singaraja, dia mengatakan, gempa Bali itu masih berkaitan dengan letusan Gunung Tambora tujuh bulan sebelumnya.

“Efek letusan Tambora menyebabkan perubahan iklim yang sangat drastis, tidak ada panas, hujan terus menerus, saat gempa bumi terjadi, tanah menjadi rapuh dan diikuti air bah, ini juga diceritakan dalam Babad Buleleng dan Babad Panji Sakti,” ungkapnya kala itu.

Baca: Gempa Bumi Mengguncang Bali Disorot Media Jepang

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved