Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Demokrat: AHY Berperan Jadi Faktor Pembuka Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo

Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menyambut baik pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Tribunnews/JEPRIMA
Presiden Joko Widodo saat bertemu calon presiden Prabowo Subianto usai sama-sama mencoba kereta MRT di Stasiun MRT Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). Dalam kesempatan tersebut Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Joko Widodo yang ditetapkan sebagai calon presiden terpilih pada pemilihan presiden 2019. Tribunnews/Jeprima 

Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Pareira mengapresiasi sikap negarawan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto bertemu untuk pertama kali pascapilpres 2019 di MRT, Jakarta, Sabtu (14/7/2019).

Baca: Jenazah KW Korban Mutilasi di Bandung Dimakamkan di Temanggung

Baca: Ribuan Orang Berdatangan Hadiri acara Visi Indonesia di Sentul

Baca: Doakan Aurel Hermansyah yang Ulang Tahun, Al Ghazali: Langgeng Sama Verrel

Baca: BREAKING NEWS: BMKG Catat Gempa 5.8 M Kembali Guncang Labuha, Maluku Utara, Tak Berpotensi Tsunami

Bagi anggota DPR RI ini, terdapat empat arti pertemuan Jokowi dan Prabowo untuk Bangsa Indonesia.

Pertama, pertemuan ini menunjukan sikap negarawan demokratis dua belah pihak.

 Sekaligus pendidikan politik yang baik untuk bangsa Indonesia.

Baca: Doakan Aurel Hermansyah yang Ulang Tahun, Al Ghazali: Langgeng Sama Verrel

Baca: BREAKING NEWS: BMKG Catat Gempa 5.8 M Kembali Guncang Labuha, Maluku Utara, Tak Berpotensi Tsunami

Baca: Susy Susanti: Saatnya Pebulutangkis Indonesia Tingkatkan Level ke Peringkat Bergengsi Dunia

"Bahwa setelah kompetisi yang “panas” sekalipun, baik Jokowi maupu prabowo rela bertemu, berjabat tangan, ngobrol dan makan bersama merupakan sarana untuk kembali mengeratkan tali silaturahim anak bangsa," ujar Andreas Pareira kepada Tribunnews.com, Minggu (15/7/2019).

Kedua, tempat pertemuan yang unik dan netral di station MRT.

"MRT adalah sarana publik menunjukan jiwa egaliter yang merakyat kedua tokoh bangsa ini," jelas anggota komisi I DPR RI ini.

Ketiga, pertemuan di tempat umum seperti ini, sekaligus menepis semua isu yang berkembang selama ini, seolah-olah pilpres ini harus diakhiri dengan rekonsiliasi bagi-bagi kursi di pemerintahan. 

Presiden Joko Widodo saat bertemu calon presiden Prabowo Subianto usai sama-sama mencoba kereta MRT di Stasiun MRT Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). Dalam kesempatan tersebut Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Joko Widodo yang ditetapkan sebagai calon presiden terpilih pada pemilihan presiden 2019. Tribunnews/Jeprima
Presiden Joko Widodo saat bertemu calon presiden Prabowo Subianto usai sama-sama mencoba kereta MRT di Stasiun MRT Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). Dalam kesempatan tersebut Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Joko Widodo yang ditetapkan sebagai calon presiden terpilih pada pemilihan presiden 2019. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews.com/Jeprima)

Keempat, pertemuan ini akan berdampak di masyarakat, bahwa urusan pilpres sudah selesai. 

"Dan kita kembali hidup berdampingan sebagai anak bangsa. Tidak ada lagi “cebong dan “kampret” yang ada adalah Garuda Pancasila. Sehingga akan jelas kelihatan, siapa yang bermain di air keruh, yang masih mau memanfaatkan agenda pilpres ini untuk memecah belah bangsa Indonesia," ucapnya.

Kembali Bersatu

Pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada Sabtu (13/7/2019) adalah momentum untuk kemajuan Indonesia.

Pertemuan ini juga diyakini akan mengakhiri spiritualisasi rasa dendam yang telah merasuk ke seluruh sendi kehidupan masyarakat yang sangat membahayakan eksistensi NKRI.

Jokowi dan Prabowo, Sabtu (13/7/2019).
Jokowi dan Prabowo, Sabtu (13/7/2019). (DOk. Sekretariat Kabinet)

Hal itu disampaikan Direktur Relawan TKN, Maman Imanulhaq saat memberikan sambutan dalam acara syukuran rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo yang digelar Rumah Kerja Relawan (Rumker) Jokowi Amin di Jatinegara Jakarta, Sabtu (13/7/2019) malam.

"Saya yakin pertemuan ini akan mengakhiri rasa saling benci, curiga dan dendam yang memunculkan narasi tentang negeri yang sakit, kacau, kriminalisasi tokoh dll. Saya berharap semua pendukung kembali bersatu menguatkan persaudaraan sebangsa dan se-Tanah Air," kata Maman.

"Kita merasa lega dengan pertemuan Pak Jokowi dan Pak Prabowo tadi pagi. Karena harus diakui Pilpres 2019 telah memicu keretakan hubungan sosial di masyarakat. Mari kita hentikan aksi bullying, blokir-memblokir akun medsos, fitnah dan ujaran kebencian. Saatnya kita gotong royong membangun Indonesia yang lebih maju dan bermutu," ujar Bendahara Lembaga Dakwah PBNU ini.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved