Senin, 6 Oktober 2025

Prakiraan Cuaca

Fenomena Gelombang Panas Eropa Tidak Berimbas di Wilayah Indonesia, Ini Penjelasan BMKG

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memberikan penjelasan mengenai gelombang panas yang melanda wilayah Eropa dan Timur Tengah.

THINKSTOCKPHOTOS
Ilustrasi. 

Dalam press release-nya, BMKG menyebutkan gelombang Panas di Eropa dipicu oleh mengalirnya udara panas dari Afrika Utara yang mengawali musim panas di kawasan Eropa.

Seperti yang diketahui, wilayah Eropa dan Timur tengah, dalam beberapa mingggu terakhir tercatat mengalami suhu udara yang panas.

Di beberapa negara Eropa seperti Spanyol, Prancis dan Italia, berdampak hingga menimbulkan korban jiwa dan kebakaran hutan.

Sementara di wilayah Timur Tengah, berdasarkan pola klimatologis, wilayah Timur Tengah memang memiliki suhu yang tinggi pada periode Juni, Juli, dan Agustus (JJA).

Suhu tinggi pada periode Juni hingga Agustus ini disebabkan oleh posisi gerak semu tahunan matahari yang berada di wilayah Belahan Bumi Utara.

Baca: 3 Gurun Paling Berbahaya di Dunia: Ada Suhu Panas Ekstrem hingga Ancaman Api pada Ladang Gas Alam

Baca: Bagaimana gelombang panas bisa menyebabkan kematian?

Baca: Suhu Dingin di Dataran Tinggi Dieng Hasilkan Salju

Diantara lubang-lubang gedung terlihat pekerja menyelesaikan pembangunan di jalan Pandanaran, Kota Semarang, Jateng, Kamis (13/8/2015). Lubang-lubang tersebut berfungsi sebagai pori-pori gedung guna mengurangi efek rumah kaca. Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Diantara lubang-lubang gedung terlihat pekerja menyelesaikan pembangunan di jalan Pandanaran, Kota Semarang, Jateng, Kamis (13/8/2015). Lubang-lubang tersebut berfungsi sebagai pori-pori gedung guna mengurangi efek rumah kaca. Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

Antisipasi di Indonesia

BMKG menghimbau untuk mengantisipasi suhu udara permukaan yang semakin panas dengan mengurangi hal-hal yang dapat meningkatkan emisi gas-gas rumah kaca ke atmosfir.

Dikutip dari National Geographic Indonesia, beberapa upaya untuk mengurangi gas rumah kaca, antara lain ;

1. Membiasakan berjalan kaki.
2. Menggunakan energi dengan bijak
3. Mengurangi penggunaan kertas dan tisu
4. Mengurangi penggunaan plastik
5. Mengolah sampah organik menjadi kompos
6. Mengolah sampah non-organik menjadi bahan kreativitas

Simak Press Release BMKG disini.

(Tribunnews.com/Arif Tio Buqi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved