Sabtu, 4 Oktober 2025

Pemilu 2019

Ratusan Anggota Brimob Dikerahkan ke Jakarta, Ini Jawaban Mabes Polri

Sementara itu Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhamad Roem Ohoirat membenarkan bahwa lebih dari 200 personel Brimob Polda

Editor: Hendra Gunawan
Daniel Ari Purnomo/Tribun Jateng
Sejumlah personel Sat Brimob Polda Jateng menghadiri apel gelar pasukan jelang kampanye terbuka Pemilu 2019 di lapangan parkir Stadion Manahan, Kota Surakarta, Rabu (20/3/2019) pagi. 

"Apapun ini negara tidak boleh kita pertaruhkan, keamanan itu menjadi yang amat penting," jelas Karding.

Lebih lanjut, Karding mengatakan, presiden memberikan satu panduan atau perintah kepada pihak-pihak yang memang memiliki kewenangan untuk menjaga keamanan ketertiban.

"Menurut saya, itulah langkah yang harus dilakukan oleh presiden agar negara tetap aman rakyat tetap bisa bekerja," jelas Karding.

Menyoal adanya penebalan pasukan Brimob dari daerah untuk membantu pengamanan di Jakarta, menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto hal tersebut tidak perlu diributkan.

"Biasa saja itu, tidak usah diributkan. Kalau ada kebijakan memindahkan pasukan dari sini ke sana, dari sana ke sini, itu kebijakan Polri," tutur Wiranto.

Wiranto menjelaskan kebijakan pergeseran dan penebalan pasukan yang diterapkan Polri, pastinya sudah didahului dengan analisa keamanan dan kerawanan.

"Itu kebijakan Polri, tentunya berdasarkan keamanan setempat. Untuk apa? Membuat masyarakat tentram dan tidak khawatir terhadap hal-hal yang dianggap mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat," ujar mantan Panglima ABRI ini.

Berlebihan

Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjutak angkat bicara terkait pengerahan ratusan personel Brimob ke Jakarta.

Menurut Dahnil pihak kepolisian jangan terlalu berlebihan sehingga menimbulkan kesan bahwa kondisi ibu kota tidak aman.

"Saya pikir waspada silakan, jadi terkesan jangan berlebihan gitu ya, jadi terkesan bahwasanya situasi kita tidak aman," kata Dahnil.

Menurut Dahnil kondisi tersebut kurang baik di mata dunia internasional. Karena terkesan Indonesia sekarang dalam kondisi gawat darurat.

"Jadi Justru kondisi seperti itu tidak baik dilihat oleh dunia internasional, dunia internasional kan tidak paham ketika ada simbol simbol orang bersenjata dan berseragam dikerahkan dalam jumlah yang besar pasti ada kegawatdaruratan, nah itu justru memperburuk citra Indonesia di dunia internasional cara-cara begitu, jadi justru harusnya di era demokrasi pola-pola dialogis itu yang dikedepankan," katanya.

Menurut Dahnil masyarakat Indonesia sudah dewasa dalam berdemokrasi.

Hanya saja menurutnya kuncinya pemerintah menghadirkan keadilan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved