Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan, Menko Maritim Luncurkan Program Satu Juta Nelayan Berdaulat
Luhut Binsar Pandjaitan meluncurkan program Satu Juta Nelayan Berdaulat berbasis teknologi digital di Jakarta
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meluncurkan program Satu Juta Nelayan Berdaulat berbasis teknologi digital di Jakarta, Senin (8/4/2019).
Peluncuran program tersebut dalam rangka memperingati Hari Nelayan Nasional yang jatuh pada 6 April.
Program tersebut memberikan pelatihan penguasaan teknologi perikanan berbasis digital kepada sekitar 1.000 orang yang terdiri dari nelayan, ketua rukun nelayan tiap desa/kecamatan, pengurus/petugas koperasi nelayan, petugas TPI, dan pembina nelayan.
Program itu menargetkan minimal 300 ribu nelayan hingga tahun 2019 dari 300 kabupaten/kota wilayah pesisir Indonesia.
"Kita akan bikin satu model dulu lalu jika sudah berjalan akan diduplikasikan di tempat-tempat yang lain," jelas Menko Luhut saat memberikan pidato dalam peluncuran program tersebut.
Dia berharap, kelangsungan program itu dibantu CSR (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan-perusahaan besar selain Telkom, agar program tersebut bisa menaikkan perekonomian para nelayan secara signifikan.
"Tugas pemerintah di sini adalah membantu apa yang bisa dibantu, mempermudah kerja mereka seperti proses perizinan," sambungnya.
Beberapa pelatihan yang diberikan kepada nelayan satu di antaranya berupa aplikasi Fish On, yaitu aplikasi berbasis android dengan fitur pencurian ikan, pengawetan ikan, penjualan ikan, komunikasi pencatatan hasil tangkapan ikan, panic button untuk permintaan bantuan dalam kondisi darurat, fitur pembayaran elektronik dan fitur belanja kebutuhan sehari hari.
Selain itu, ada aplikasi penjualan dan manajemen gudang untuk koperasi nelayan, aplikasi lelang ikan online yang menghubungkan TPI, nelayan dan pedagang ikan, serta aplikasi website penjualan e-commerce ikan.
Dengan adanya aplikasi ini, Menko Luhut berharap potensi laut Indonesia bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
"Selama ini kita hanya mengambil ikan tetapi tidak di-manage, nah dengan adanya aplikasi ini kami harap para nelayan bisa mengambil ikan dengan maksimal dan mengelolanya dengan baik, Saya optimistis hal ini bisa membantu kita mengelola laut kita," kata Mantan Kepala Staf Kepresidenan tersebut.
Indonesia memiliki potensi meraup keuntungan dari sektor maritim sebesar 1,3 triliun dolar AS lebih per tahun.
Sementara Indonesia baru memanfaatkan potensi sekitar 8 persen, sisanya masih masih banyak yang belum digarap.
Ketua Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia atau (Aspeksindo) Abdul Gafur Mas'ud yang juga Bupati Penajam Paser Utara akan mensosialisasikan dan memfasilitasi program ini kepada para anggotanya.
"Kami berharap program ini dapat membantu dalam dukungan teknologi dan pemasaran hasil laut, akses permodalan dan dukungan pemberdayaan," ujar Bupati Gafur.
Peluncuran 1 juta Nelayan Berdaulat diawali oleh data UNDP yang menyatakan kekayaan laut Indonesia pada tahun 2017 sebesar 2,5 triliun dolar AS per tahun.
Namun baru dapat dimanfaatkan sebesar 7 persen, karena minimnya teknologi dan berkurangnya jumlah penduduk yang berprofesi sebagai nelayan.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2017, jumlah nelayan RI adalah 2.7 juta orang, namun jumlah ini semakin menurun setiap tahun karena minat menjadi nelayan rendah.