Sabtu, 4 Oktober 2025

Kisah Dokter Lo Siauw: Pasien Miskin Tak Dipungut Biaya, Malah Belikan Obat dari Kantong Pribadinya

Walaupun usianya sekarang menginjak 84 tahun, dokter Lo Siauw Ging, tanpa tarif di kota Solo, Jawa Tengah ini masih ingin terus mengabdikan diri

KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA
dr Lo Siauw Ging 

Pasien itu kemudian diminta mengambil obat di apotek yang telah ditunjuknya, yakni apotek Budi Asih.

Pihak apotek akan memberikan obat seusai dengan resep yang diberikan Lo kepada pasien tersebut tanpa menarik biaya sedikipun.

Baca: Banyak yang Tidak Mau Ditempatkan di Daerah, 40 Persen Puskesmas di Indonesia Kekurangan Dokter Gigi

Setiap bulan pengelola apotek akan mengirimkan tagihan-tagihan biaya obat-obat para pasien tidak mampu itu kepada Lo Siauw Ging.

Tagihan yang harus dibayar dr Lo bervariasi dari ratusan ribu hingga Rp 10 juta per bulan.

“Prinsipnya, bagi saya orang yang tidak mampu juga berhak untuk berobat,” tutur dr Lo Siauw Ging.

Prinsip kerja tersebut tidak hanya diterapkan Lo Siauw Ging ketika praktik dokter umum di rumahnya.

Di RS Kasih Ibu, pasien tidak mampu yang berobat kepadanya juga tidak ditarik biaya.

“Biasanya banyak pasien dari panti, baik panti jompo atau panti asuhan, anak-anak yatim-piatu berobat dengan bebas ke sini,” ujar dr Lo Siauw Ging.

Kepada para pasien tidak mampu yang berobat kepadanya di RS Kasih Ibu itu, Lo juga akan memberikan resep dengan memo khusus setelah memeriksa mereka.

Pasien menukarkan resep tersebut ke apotek RS Kasih Ibu tanpa membayar biaya obat.

Biaya obat pasien selanjutnya akan ditagihkan kepada dr Lo Siauw Ging atau diambilkan dari kas Dana Sosial dr Lo Siauw Ging yang dikelola RS Kasih Ibu. Dana sosial ini bersumber dari para donatur.

dr Lo Siauw Ging
dr Lo Siauw Ging (KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA)

“Kalau pasien yang tidak mampu, tidak perlu bayar obat di apotek. Kalau yang mampu, biasanya mereka nanti beli obat sendiri,” ujar dr Lo Siauw Ging.

“Terus terang saja, dananya (untuk membayar obat pasien) di samping dari saya pribadi, ada dari donasi-donasi.

Pada umumnya orang tidak mau memberi tahu, tidak menyebut namanya saat memberi donasi itu,” ujar Lo Siauw Ging yang pernah mengemban tugas sebagai Direktur RS Kasih Ibu tahun 1982-2004 ini.

Baca: Dokter Ini Rela Menunda Persalinannya Sendiri Demi Bantu Pasiennya Melahirkan, Kisahnya jadi Viral

Lo memilih cara hidup sederhana. Ia merasa kebutuhannya sehari-hari sudah sangat tercukupi sehingga tidak perlu menetapkan tarif kepada pasien.

Halaman
1234
Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved