Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah Morado Pecatur Cilik Pemegang Juara 10 Kali

Gerakannya begitu lincah, tangannya bergerak cepat dan fasih memindahkan bidak catur sembari menekan jam catur di depannya.

Editor: Adi Suhendi
Istimewa
Turnamen catur yang memperebutkan Piala 3 M di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (27/1/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakannya begitu lincah, tangannya bergerak cepat dan fasih memindahkan bidak catur sembari menekan jam catur di depannya.

Itulah yang ditampilkan Morado, seorang pecatur cilik berusia sembilan tahun saat berlaga dalam turnamen catur yang memperebutkan Piala "3 M" di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (27/1/2019).

Piala "3 M" yang dimaksud di sini bukanlah nominal uang sebesar Rp 3 miliar, melainkan tiga politisi yang menjadi sponsor turnamen tersebut.

Mereka adalah dua politikus Senayan, yakni Misbakhun dan Maruarar Sirait, serta mantan anggota DPR RI M Hatta Taliwang.

Baca: Liliyana Natsir teteskan air mata akhiri karier bulutangkis dengan laga final Indonesia Masters

Selain trofi, turnamen ini menggelontorkan hadiah berupa uang total sebesar Rp119.400.000.

Jumlah tersebut disiapkan untuk 160 pemain terbaik.

Kembali ke Morado, bocah asal Bekasi, Jawa Barat itu sudah jago bertanding catur dan mampu mengalahkan lawan-lawannya dengan mudah.

Bahkan, dalam pertandingan yang ia tampilkan dengan dua temannya, Amira dan Ardi, ia hanya memainkan catur dengan durasi 1 menit.

"Saya belajar catur sejak usia 6 tahun. Dulu ikut kursus, terus latihan tiap hari Selasa, Rabu, dan Jumat," kata Morado sambil memindahkan biduk catur di depannya.

Baca: Pekerjaan Utama Pilot Emiliano Sala Ternyata hanyalah Tukang Ledeng

Hasil dari kerja kerasnya sejak usia dini, Morado mengaku sudah sering menjuarai pertandingan catur untuk kategori anak usia di bawah 12 tahun.

"Saya juara sudah lebih 10 kali," ujarnya.

Pemandangan pecatur cilik yang lincah juga ditunjukkan Amira dan Ardi.
Amira, bocah delapan tahun asal Pamulang, Tangerang Selatan ini, juga sudah cekatan dalam menjalankan biduk-biduk catur.

Tapi berbeda dengan Morado, Amira mempelajari catur bukan dari tempat kursus atau sekolah catur, melainkan dari orang tuanya.

"Saya belajar dari ayah, dia seorang wasit catur," ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan Ardi, pecatur cilik lainnya yang ikut serta dalam turnamen ini. Ia mengaku mempelajari catur juga dari orang tuanya.

Baca: Kirim Bantuan untuk Korban Tsunami, Rombongan Pemuda Pancasila Tembus Jalan Berlubang dan Berlumpur

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved