Pemilu 2019
Pengamat: Karakter Andi Arief Berlawanan dengan SBY
Sikap Andi Arief belakangan ini dinilai berseberangan dengan citra santun yang selama ini dibangun Demokrat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sikap Wasekjen Partai Demokrat (PD), Andi Arief, dinilai bertentangan dengan citra politik santun yang selama ini dibangun oleh Ketua Umum PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu dinilai mengancam elektabilitas PD.
Menurut Dosen Ilmu Politik Universitas Padjajaran Bandung, Firman Manan, Andi Arief sangat terlihat suka memunculkan kontroversi dengan ikut menyebar kabar hoaks.
Dia juga menggunakan politik ofensif dengan serangan frontal ke kubu Jokowi-KH Ma'ruf Amin dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hal itu dinilainya menimbulkan permasalahan terhadap PD. Karena pola yang digunakan oleh Andi Arief berbeda dengan citra yang selama ini terbangun di mata publik.
Baca: Pengamat: Kalau SBY Biarkan Andi Arief, Bisa Turunkan Elektabilitas Demokrat
Dijelaskan Firman, PD selama ini dikenal sebagai partai yang menerapkan strategi politik defensif.
Mereka meng-counter isu-isu negatif yang mengarah pada partai.
Selain itu, kata Firman, SBY sebagai ikon Partai Demokrat juga menerapkan politik santun. SBY tidak menyerang secara frontal pihak lain di luar partai.
Namun kini, strategi politik ofensif yang digunakan oleh Andi Arief dapat mengganggu ritme pola kampanye PD.
"Hal ini sekaligus membingungkan pemilih tentang karakteristik Partai Demokrat. Strategi SBY yang membangun citra dirinya sebagai politisi santun sekaligus karakter Partai Demokrat sebagai partai yang santun dapat terkikis oleh pernyataan-pernyataan Andi Arief yang cenderung ofensif," kata Firman Manan, Selasa (8/1/2019).
Dengan demikian, lanjutnya, karakteristik PD menjadi tidak jelas di mata publik. Tak lagi sesuai dengan pola pencitraan yang hendak dibangun oleh SBY.
Apabila hal tersebut terjadi, bukan tidak mungkin ada konsekuensi penurunan tingkat elektabilitas PD.
"Secara ekstrim, dapat terjadi kondisi dimana Partai Demokrat akan menghadapi kesulitan untuk menembus angka parliamentary threshold sebesar 4% pada Pileg 2019, sehingga Partai Demokrat terancam posisinya untuk kembali masuk ke DPR periode 2019-2024," ungkapnya.
Menyikapi potensi penurunan tingkat elektabilitas, dia menilai SBY sebagai ketua umum, harus kembali menekankan kepada kader-kadernya untuk menggunakan strategi politik santun. Dan tidak melakukan serangan frontal dalam membangun citra partai.
"SBY harus melakukan pendisiplinan terhadap kader-kader partai, untuk mencegah karakteristik politik santun dari Partai Demokrat tergerus oleh manuver yang dilakukan oleh kader-kader Partai Demokrat seperti Andi Arief," tandas Firman Manan.