Buya Syafii Maarif: Kalau Ada Orang Mengatakan Presiden Kurang Perhatian Ke Islam, Hentikanlah
Buya Syafii Maarif meminta kepada pihak-pihak yang menilai Presiden Joko Widodo tidak memperhatikan Islam selama menjadi pemimpin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Buya Syafii Maarif meminta kepada pihak-pihak yang menilai Presiden Joko Widodo tidak memperhatikan Islam selama menjadi pemimpin Indonesia, agar segera menghentikan tudingan tersebut.
Menurut Buya Syafii, beberapa waktu lalu, Jokowi menyerahkan surat keputusan perubahan status Stikes Muhammadiyah Lamongan dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah, Paciran yang dimerger dan berubah nama menjadi Universitas Muhammadiyah Lamongan.
Kemudian pada hari ini, kata Jokowi, Jokowi menjadi presiden yang pertama berkunjung ke Madrasah Mu'allimin Mu'allimaat Yogyakarta dan dilanjutkan ke Universitas Aisyiyah.
"Jadi kalau ada orang mengatakan Presiden kurang perhatian kepada Islam, hentikanlah, ini yang datang presiden bukan cawapres, kalau cawapres enggak boleh ke lingkungan pendidikan," ujar Buya Syafii di acara milad satu abad Madrasah Mu'allimin Mu'allimaat Yogyakarta, Kamis (6/12/2018).
Baca: Abdul Masih Belajar Gunakan Kaki Palsu dari Jokowi
Perhatian Jokowi terhadap Muhammadiyah juga dibuktikan dengan membantu pembangunan perluasan Madrasah Mu'allimin Mu'allimaat Yogyakarta di Jalan Wates, Sedayu.
"Kampus (disini) enggak bisa menampung lagi (siswanya), sehingga Mu'allimin akan membuka kampus baru untuk pengembangan. Ibu Menteri BUMN sudah mengundang para direktur utama, ada BNI, BRI, PLN, mereka sudah mau patungan dan akan dimulai Januari," paparnya.
Buya Syafii yang merupakan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah menyampaikan negara memiliki tugas mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga jika negara membantu Muhammadiyah sama saja negera membantu dirinya sendiri.
"Oleh sebab itu, kami mengucapkan terimakasih kepada Presiden, Ibu Menteri BUMN dan Direktur Utama perusahaan BUMN," ujarnya.