Pesawat Lion Air Jatuh
Cerita Keluarga Jaksa Dodi Korban Lion Air: Tak Ada Firasat, Sudah Biasa PP Jakarta-Pangkalpinang
Dodi sendiri merupakan satu di antara 181 penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh Senin pagi kemarin di Perairan Karawang.
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Tenda berwarna putih yang biasa dipakai untuk hajatan itu berdiri di sebuah jalan bernama Haji Sidup, di mana Dodi Junaidi (40) yang bekerja sebagai Kasipisus Kejari Pangkalpinang, tinggal di lingkungan tersebut.
Dodi sendiri merupakan satu di antara 181 penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh Senin pagi kemarin di Perairan Karawang.
"Saya enggak ada firasat apa-apa, karena dia sudah biasa untuk pergi ke Pangkalpinang di Senin pagi," kata Muhamad Sidik, ayah Dodi di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa (30/10/2018).
Mantan Wakil Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur itu dengan tegar menceritakan bagaimana dirinya sangat terkejut begitu mendengar kabar pesawat yang ditumpangi anak ketiganya itu hilang kontak.
"Saya sempat telepon dan tidak diangkat, awalnya saya masih berpikir yang baik-baik, mungkin masih di pesawat, tapi pas tahu ada nama anak saya di manifes, semuanya jelas," kata Sidik sembari sesekali membetulkan kacamatanya.
Dodi, dikatakan Sidik, sebelumnya memang biasa pergi pulang dari Pangkalpinang ke Jakarta.
"Ya kadang dia dua minggu sekali, seminggu sekali ke sini, ketemu keluarga, nengoki anak-anaknya," tuturnya.
Adapun Dodi pada Senin pagi itu, diceritakan Sidik, tengah mengejar upacara pagi di kantornya, dan karena itulah Dodi memilih Lion Air di penerbangan pagi.
Maka, setelah mendapat kabar tersebut, Sidik pun segera pergi ke Bandara Soekano-Hatta.
"Sekira pukul 8.00 WIB saya langsung ke sana (Crisis Centre)," katanya.
Dodi yang sudah 7 bulan bekerja sebagai Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasipidsus) Kejari Pangkalpinang, dikatakan Sidik, memiliki tiga orang anak dari istri bernama Sefti Drusbianti
"Tentu istri awalnya terpukul, tapi sekarang kami sudah ikhlas, anak-anak, saudara, saya juga sudah ikhlas bahwa ini sudah kuasa dari Allah SWT," ujarnya.
Sidik dan juga keluarga berharap evakuasi yang dilakukan Basarnas dan instansi-intansi terkait dapat berjalan lancar dan Dodi bisa ditemukan.
"Saya harap bisa diketemukan jenazahnya, biar kami urus dan makamkan," pungkasnya.
Sementara itu, hingga pagi hari kedua, Basarnas telah mengirim 10 kantong jenazah ke RS Polri dan mengumpulkan 14 kantong puing serpihan pesawat.
Sebagaian puing diletakan di pinggir dermaga JICT 2 Tanjung Priok Jakarta.
Sekira 32 ambulan, mobil SAR, helikopter AW 139 HR-1301 dan kendaraan taktis evakuasi lainnya terparkir di kawasan JICT 2, Jakarta sejak pagi.