Pilpres 2019
Hasto Kristiyanto: Konsep Ekonomi Jokowi Mencerdaskan Bangsa
Kemudian pengambilalihan Freeport, Blok Rokan dan Blok Mahakam serta berbagai prestasi lainnya, Hasto mempertegas, bukanlah kebodohan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, evaluasi kritis bahkan cenderung otopis yang dituduhkan oleh Prabowo Subianto, sistem ekonomi Indonesia saat ini melebihi neo-liberal dan dikatakan ekonomi kebodohan hanyalah klaim sepihak tanpa dasar.
“Sejarah mencatat, bahwa reformasi lahir karena koreksi atas sistem yang otoriter dimana ekonomi kekuasaan saat itu hanya didominasi kroni Soeharto. Pak Prabowo seharusnya paham hal ini. Saat itu, ekonomi kekuasaan ditopang oleh sistem otoriter," ungkap Hasto, Jumat (12/10/2018).
Dalam sistem itu, sambung Hasto, mereka yang kritis dipenjara, bahkan diculik dan terkadang dimusnahkan. Ketika terjadi krisis, kedaulatan negara digadaikan melalui Letter of Intent IMF.
"Dan Pak Prabowo memahami hal ini dan segala akibatnya tidak bisa cuci tangan. Kami akan siap berdebat sekiranya yang disampaikan adalah konsepsi ekonomi Indonesia yang sesuai konstitusi yang selama ini terus diperjuangkan oleh Pak Jokowi," Hasto menegaskan.
Prabowo Subianto, kata Hasto lagi haruslah memahami dampak 32 tahun ekonomi kekuasaan juga membawa keuntungan bagi total kekayaannya saat ini.
"Saya memastikan bahwa serangan Pak Prabowo ke Pak Jokowi tersebut akan menimbulkan serangan balik dari rakyat. Sebab pernyataan Pak Prabowo tersebut sama saja dengan menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri,” kata dia.
Sekretaris Tim Kampanye Jokowi-Kyai Ma’ruf Amin ini memastikan, tidak rela sistem ekonomi saat ini disebut ekonomi kebodohan dan pada saat yang sama beretorika tentang Make Indonesia Great Again.
"Serangan ekonomi kebodohan Pak Prabowo semakin menunjukkan bahwa beliau pura-pura lupa dengan sejarah, lalu menimpakan hal tersebut sebagai kesalahan Presiden Jokowi. Padahal dari aspek elementer saja, Pak Prabowo tidak bisa membedakan antara penganiayaan dan operasi atau mark-up wajah,"sindir Hasto.
Menurutnya, hal tersebut adalah contoh dari kebodohan itu sendiri. Capres negarawan, katanya lagi, seharusnya menyampaikan narasi positif untuk Indonesia Raya, bukan malah merendahkan martabat bangsa dan rakyatnya sendiri, dengan membodoh2kan ekonomi bangsanya.
Tindakan membangun infrastruktur secara masif, jaminan sistem kesehatan nasional, sertifikasi tanah rakyat, program kerakyatan melalui Kartu Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar (KIP).
Kemudian pengambilalihan Freeport, Blok Rokan dan Blok Mahakam serta berbagai prestasi lainnya, Hasto mempertegas, bukanlah kebodohan.
"Bagi kami, banteng-banteng PDI Perjuangan, konsepsi ekonomi Pak Jokowi justru mencerdaskan bangsa. Hanya orang-orang yang tertutup mata hatinya yang melihat segala sesuatu dari perspektif negatif," tegas Hasto.