Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

Pengamat Memprediksi Kecil Peluang Prabowo-AHY Bisa Menang Lawan Jokowi

"Menang sih masih ada, tapi sangat kecil. Karena Prabowo-AHY ini akan sangat sulit sekali untuk menghadapi Jokowi dengan siapa pun pasangannya,"

Editor: Adi Suhendi
Vincentius Jyestha/Tribunnews.com
Hendri Satrio 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Intensnya komunikasi politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan anggota koalisi pendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menimbulkan spekulasi menguatnya nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres).

Kesan menguatnya nama AHY menjadi Cawapres Prabowo terlihat dengan adanya deklarasi Relawan Cakra AHY (relawan AHY tingkat nasional), Senin (30/7/2018) di Gedung Joang 45.

Baca: BNPB Berikan Bantuan Rp 50 Juta untuk Warga yang Rumahnya Rusak Berat Akibat Gempa di Lombok

Deklarasi ini terjadi setelah SBY mengatakan, Partai Demokrat telah sepakat bahwa Prabowo adalah calon presiden.

Hal ini disampaikan SBY usai melakukan pertemuan tertutup secara dengan Prabowo.

Jika benar telah mengkerucut kepada nama Prabowo-AHY, bagaimana peluang pasangan tersebut mampu menandingi pasangan petahana Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2019?

Baca: PPP Tidak Mempermasalahkan Jika Sekjen PDIP Jadi Ketua Tim Pemenangan untuk Jokowi

Terkait hal itu, pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio malah balik mempertanyakan keputusan menduetkan Prabowo-AHY.

"Pertanyaannya mau cuma ikut serta dalam Pilpres atau mau menang?" kata Hendri Satrio kepada Tribunnews.com, Selasa (31/7/2018).

Baca: Undang Kim Jong Un dan Moon Jae-in, JK Berharap Perdamaian di Semenanjung Korea Cepat Terwujud

Kalau mau menang, menurut dia, pasangan Prabowo-AHY akan sangat sulit menghadapi Jokowi dalam Pilpres 2019.

Alasannya, menurut dia, AHY tidak memiliki basis elektoral yang baik.

Sedangkan Prabowo, kata dia, memiliki elektabilitas yang relatif kecil dengan angka 20-an persen.

Angka tersebut masih jauh di bawah Jokowi yang punya elektabilitas 50-an persen.

Baca: Diperiksa 6 Jam, Istri Gubernur Aceh Ditanya Soal Sejumlah Dokumen yang Disita KPK

"Jadi disparitas dengan pak Jokowi pun terlalu jauh," kata pendiri Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) ini.

Memang kata dia, dalam politik semuanya bisa saja terjadi, termasuk menang dalam Pilpres 2019.

Tapi jika mau dinilai melalui acuan analisa politik, sangat sulit duet Prabowo-AHY memenangkan pertarungan politik 2019.

"Menang sih masih ada, tapi sangat kecil. Karena Prabowo-AHY ini akan sangat sulit sekali untuk menghadapi Jokowi dengan siapa pun pasangannya," katanya.

Dalam survei teranyar KedaiKOPI, elektabilitas Jokowi masih tertinggi dibandingkan kandidat Capres lainnya.

Hal itu terungkap dalam hasil survei terbaru dari Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia), yang dirilis. Rabu (11/7/2018).

Menurut KedaiKOPI, elektabilitas Jokowi mencapai 47,8 persen. Disusul dengan Prabowo Subianto (24,4 persen).

Setelah Prabowo, ada nama Gatot Nurmantyo (2,6 persen), Anies Baswedan (1,8 persen), Rizal Ramli (1,4 persen), dan SBY (0,4 persen).

Sebelumnya Prabowo menegaskan bahwa permintaan Ketua Umum Partai Demokrat SBY yang menawarkan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai cawapres bukanlah harga mati.

Hal itu ia ungkapkan saat memberikan keterangan usai bertemu SBY di kediaman pribadi SBY, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2018) malam.

"Pak SBY tidak meminta AHY sebagai cawapres sebagai harga mati. Beliau minta kita mencari nama yang terbaik," ujar Prabowo.

Meski demikian, ia tidak memungkiri bahwa nama AHY sebagai salah satu nama yang dipertimbangkan sebagai cawapres.

Menurut Prabowo, ia membutuhkan kriteria cawapres pendamping yang memiliki kapabilitas dan bisa berkomunikasi secara baik dengan generasi muda.

"Tapi kriteria yang saya butuhkan, capable, orang yang bisa berkomunikasi dengan baik dengan generasi muda karena memang pemilih mayoritas di bawah 40 tahun," kata Prabowo.

"Umpama nama AHY muncul saya harus katakan, why not," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved