Jumat, 3 Oktober 2025

Pilpres 2019

SBY, Playmaker Pembentukan Koalisi di Luar Jokowi

SBY akan mampu merangkul PKS. Sebab, pada masa pemerintahannya, PKS masuk dalam koalisi pendukung pemerintah.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) menerima kedatangan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kanan) sebelum melakukan pertemuan tertutup di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7/2018). Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari komunikasi politik yang dibangun Partai Demokrat dan PAN jelang Pilpres 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif EmrusCorner, Emrus Sihombing, memprediksi hanya terdapat dua kubu di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Di satu sisi, kubu pengusung Presiden petahana, Joko Widodo. Di kubu ini terdapat enam partai politik, yaitu PDI P, Partai Golkar, PPP, PKB, Partai Hanura, dan Partai NasDem.

Sedangkan di sisi lain masih terdapat sejumlah parpol lainnya, yaitu Partai Demokrat, PKS, Partai Gerindra, dan PAN.

"Saya melihat dari empat partai ini yang akan melawan Jokowi dan pasangannya. Kecil kemungkinan untuk tiga pasangan. Dengan kata lain, peristiwa pemilu 2014 akan terulang Jokowi-Prabowo," ujar Emrus, dalam sesi diskusi "Setelah Prabowo dan SBY Bertemu" di Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2018).

Untuk empat parpol ini, dia menjelaskan, Susilo Bambang Yudhoyono akan menjadi tokoh sentral dalam pembentukan koalisi. Sejauh ini, SBY sudah menemui pimpinan parpol Gerindra dan PAN. Hanya tinggal PKS yang belum ditemui.

Namun, dia melihat, SBY akan mampu merangkul PKS. Sebab, pada masa pemerintahannya, PKS masuk dalam koalisi pendukung pemerintah.

Baca: Truk Overload dan Bahan Bakar Biodiesel Jadi Ganjalan Pengusaha Truk

"Saya mengatakan dari awal, SBY akan menjadi tokoh sentral pembentukan koalisi ini. Ketika pemerintahan SBY, PKS ada di kabinet. Ini adalah modal bagi SBY untuk menjajaki dengan PKS. Di dalam tentu ada faksi-faksi," kata dia.

Untuk cawapres, dia menambahkan, dari kedua kubu belum menentukan siapa yang akan diusung. Hanya saja, dia melihat kemungkinan besar Prabowo akan memilih AHY.

"Tampaknya Prabowo hampir menjatuhkan pilihan terhadap AHY. Kalau saya berpendapat. Lebih cepat menentukan cawapresnya. Saya pikir Jokowi sebaiknya lebih cepat mengumumkan cawapresnya. Prabowo juga harus secara defenitif menjelaskan siapa yang menjadi capresnya," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved