Pilpres 2019
Jokowi Dinilai Butuh Cawapres yang Bisa Meredam Isu-isu Negatif di Pilpres 2019
Yunarto mengatakan hal itu terjadi lantaran yang diperlukan Jokowi adalah upaya meningkatkan kepuasan publik terhadap kinerjanya saat ini.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Charta Politika menunjukkan tidak ada satu pun sosok calon wakil presiden yang dapat mendongkrak elektabilitas Joko Widodo lebih tinggi lagi pada Pilpres 2019.
"Sebetulnya, kalau mau disimpulkan, tidak ada satu pun nama cawapres yang bisa mendongkrak Jokowi jauh lebih tinggi ketika dipasangkan dengan yang lain," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2018).
Yunarto mengatakan hal itu terjadi lantaran yang diperlukan Jokowi adalah upaya meningkatkan kepuasan publik terhadap kinerjanya saat ini.
"Karena, buat incumbent, faktor utama itu bukan siapa cawapresnya, tapi tingkat kepuasan publik tadi," ucap Yunarto.
Baca: Survei Indikator: Di Jawa Barat, Elektabilitas Jokowi Ungguli Prabowo
Namun Yunarto tidak nenampik bila faktor cawapres juga tidak dapat diabaikan begitu saja oleh Jokowi.
Terutama Jokowi membutuhkan sosok cawapres yang dapat membantunya meredam isu-isu negatif yang selama ini menyerang Jokowi.
"Terutama dalam hal ini berkaca dari 2014 bahwa Jokowi anti-Islam atau antikelompok tertentu," ujar Yunarto.
Namun, menurut Yunarto, nama-nama yang selama ini beredar baik Gatot Nurmantyo, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Anies Baswedan, Mahfud MD, Susi Pudjiastuti, maupun Muhaimin Iskandar.
Jika disandingkan dengan Jokowi belum mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
"Belum menjadi sosok yang bisa mendongkrak (elektabilitas) Jokowi sehingga bisa memberikan kemenangan," ujar Yunarto.