Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Dorong Gatot-AHY di Poros Ketiga, Demokrat Bangun Komunikasi Dengan PAN, PKB dan Partai Baru

"Kita sekarang komunikasi demgan semua partai termasuk partai baru yang sudah diputuskan ikut dalam pemilu 2019. Termasuk PBB akan kita ajak bicara,"

Editor: Adi Suhendi
Chaerul Umam/Tribunnews.com
Ferdinand Hutahaean 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat mulai mendorong pasangan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dengan putera sulung Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi Calon Presiden dan Wakil Presiden poros ketiga di Pilpres 2019.

Untuk itu pula, Partai Demokrat menurut Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, akan melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai politik.

Baca: Ini Kata Fadli Zon Soal Putusan PTUN Terhadap HTI

Partai politik yang masuk dalam radar koalisi yang akan dibentuk Partai Demokrat diantaranya Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Bulam Bintang dan Partai keadilan Sejahtera.

"Kita sekarang komunikasi demgan semua partai termasuk partai baru yang sudah diputuskan ikut dalam pemilu 2019. Termasuk PBB akan kita ajak bicara," ujar Ferdinand kepada Tribunnews.com, Senin (7/5/2018).

Baca: Sekjen Pendukung Jokowi: Konsolidasi Parpol Pengusung Perkuat Sosialisasi Keberhasilan Pemerintah

Menurutnya, pasangan Gatot Nurmantyo dengan AHY bisa menjadi pilihan dan menjadi jalan keluar untuk didorong untuk poros ketiga.

Karena dia menilai poros ketiga menjadi kebutuhan bangsa di tengah stigma publik hanya dipecah kepada kubu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Paling tidak itu terlihat ketika perang hastag dan perang harapan ini menjadi polemik nasional yang justru menutupi banyak masalah bangsa sesungguhnya.

Baca: Bopong Setya Novanto, Penyidik KPK Pertanyaan Baju Ajudan Masih Bersih

Jika presiden dan jajarannya sibuk ngurusin hastag, lantas siapa yang urus dan peduli bangsa ini? Jika oposisi hanya sibuk mengejar merebut kekuasaan, lantas siapa yang akan memberi solusi bagi rakyat ini?” kata Ferdinand.

Menurutnya, kedua kubu ini, baik Jokowi dan Prabowo menjadi sibuk hanya untuk dirinya.

Kubu satu sibuk mempertahankan kekuasaan, kubu satu lagi sibuk merebut kekuasaan.
Rakyat terbelah dan tidak ada yang urus.

Suhu politik semakin tinggi, semakin panas. Ini karena stigma publik hanya dipecah kepada kubu Jokowi dan Prabowo semata. Akhirnya energi yang bertolak belakang ini menjadi adu kuat dan ancamannya justru keutuhan bangsa,”katanya.

Bercermin pada hal itu, dia menilai poros ketiga dalam pemilu yang akan datang bukan lagi sekedar urusan kekuasaan.

Tapi menjadi soal urusan menyelamatkan bangsa ini dari perpecahan yang lebih tajam.

Poros ketiga kata dia, menjadi kebutuhan bangsa. Poros ketiga menjadi jalan menyelamatkan bangsa.

"Poros ketiga yang tadinya menjadi jalan alternatif, sekarang justru menjadi jalan yang akan menjadi pilihan utama," tegasnya.

Untuk itu dia menilai sangat layak mantan pasangan poros ketiga Gatot Nurmantyo dengan AHY menjadi pilihan dan menjadi jalan keluar di Pilpres 2019.

"Saya pikir, Gatot Nurmantyo dengan AHY bisa menjadi pilihan dan menjadi jalan keluar dari konflik dan kemelut yang semakin dalam ini," ujarnya

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved