NU dan Muhammadiyah Ajak Masyarakat Waspadai Politik SARA
Padahal, kita seharusnya selalu bersyukur karena dengan kedamaian yang ada selama ini, masyarakat bisa tenang
Masyarakat, kata dia, harus memahami bahwa Indonesia ini bukan merupakan negara agama, tapi juga bukan negara sekuler. Indonesia berada ditengah antara keduanya. Oleh karena itu, kata Hajriyanto, Indonesia harus memiliki pemimpin yang punya sensitifitas dalam menyikapi kemajemukan indonesia.
"Kalau terlalu ke kanan akan jadi heboh, karena akan memicu sensitifitas aliran maupun kelompok dalam agama. Sebaliknya, kalau terlalu sekuler bisa menjadi skandal. Dia perlu paham, apakah negara ini miring ke kiri atau ke kanan. Membicarakan agama lalu dituduh SARA, itu juga tidak sensitif, karena dia bisa dituduh sekuler," pungkasnya.