Minggu, 5 Oktober 2025

Rusia Balik Ancam Akan Usir Diplomat Inggris

Rusia balik mengancam akan mengusir diplomat Inggris setelah 23 diplomat mereka diusir.

Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM / Rina Ayu
Menlu Rusia Sergey Lavrov (kiri). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia balik mengancam akan mengusir diplomat Inggris setelah 23 diplomat mereka diusir.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Jumat (16/3/2018) juga menuduh Inggris melanggar hukum internasional.

Ketegangan geopolitik meningkat setelah Inggris menuduh Rusia menjadi pelaku serangan "peracunan" mantan agen Rusia bernama Sergei Skripal, Minggu (4/3/2018).

Baca: Konflik Suriah, Menlu Rusia: Jutaan Orang Suriah Melihat ke Astana

Lavrov mengatakan Rusia akan mengusir diplomat Inggris.

Ia berharap Skripals segera sembuh segera agar dapat memberikan penjelasan terkait peristiwa yang sebenarnya.

Sebagaimana diketahui terjadi percobaan pembunuhan terhadap Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.

Baca: Rusia Akan Segera Ambil Tindakan Balasan Terhadap Inggris

Atas tuduhan Rusia melakukan percobaan pembunuhan dengan meracuni mantan agennya, Inggris mengusir 23 diplomat Rusia.

Selain juga berusaha membangun sebuah koalisi negara-negara untuk menghukum Moskow akibat tindakannya.

Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan Jumat (16/3/2018) bahwa pemimpin Australia Malcolm Turnbull bergabung dengannya dalam kutukan terhadap serangan Rusia tersebut.

Sebelumnya Amerika Serikat, Perancis dan Jerman juga mengutuk aksi Rusia.

Rusia membantah tudingan sumber racun saraf, dan mengatakan itu bisa saja dari negara lain. Untuk itu menuntut Inggris untuk berbagi sampel yang dikumpulkan oleh penyidik.

Duta besar Rusia di Inggris mengatakan proses pemulangan 23 diplomat tersebut akan mengurangi staf di Kedutaan besar sekitar 40 persen.

Perang kata-kata antara Moskow dan London masih berlanjut hingga hari ini.

Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Theresa May mengumumkan hukuman kepada Rusia pada Rabu (14/3/2018) dengan alasan Rusia memiliki kemungkinan terlibat dalam kasus "peracunan" mantan agen Rusia.

Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, tuduhan itu adalah provokasi yang belum pernah ada dan telah merusak dasar dialog normal antara Rusia dan Inggris.

Menurut pernyataan tersebut, Inggris telah mengumumkan serangkaian tindakan permusuhan, termasuk akan mengusir 23 diplomat Rusia.

Itu adalah tindakan yang tercela dan tak dapat diterima.

Pernyataan itu juga menyatakan, Inggris tidak melakukan proses investigasi yang sesuai dengan standar internasional.

Namun justru malah memilih bermusuhan dengan Rusia.

Investigasi Inggris yang dilakukan secara tak transparan dan sepihak tersebut ternyata bertujuan untuk melancarkan aksi anti-Rusia.(AP/Xinhua/China Radio Internasional)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved