Sabtu, 4 Oktober 2025

Menag: Peran Perempuan Penting Cegah Korupsi

Menteri Agama mengatakan peran perempuan sangat penting dalam mencegah perilaku koruptif di lingkungan keluarga.

Penulis: Hasanudin Aco
Ist/Tribunnews.com
Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin pada Sosialisasi Program Pencegahan Korupsi Training of Trainer (ToT), di Hotel Lumire, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan kekuatan perempuan sangat luar biasa dalam mencegah sikap dan perilaku koruptif di lingkungan keluarga.

"Kekuatan perempuan ada pada kelembutannya mengajarkan kesadaran kepada seluruh anggota keluarga tentang bahaya korupsi," kata dia saat membuka Sosialisasi Program Pencegahan Korupsi Training of Trainer (ToT), di Hotel Lumire, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018).

Menag
Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin membuka sosialisasi Program Pencegahan Korupsi Training of Trainer (ToT), di Hotel Lumire, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018).

Dalam kegiatan yang mengambil tema "Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga" itu, Menag menggarisbawahi pentingnya memunculkan kesadaran tersebut. Faktor kesadaran adalah modal penting menjauhkan budaya korupsi sejak di lingkungan terkecil yaitu keluarga.

Sebab bagaimanapun korupsi sejatinya mendatangkan kerugian tidak hanya diri sendiri tetapi juga orang lain. Perkara yang sama sekali dilarang agama manapun.

Menag juga sempat berdialog dengan para serta tentang asal mula pemicu korupsi.

Dari berbagai paparan argumentatif peserta, Menag menggarisbawahi selain faktor eksternal berupa sistem yang memancing tindak pidana korupsi, faktor internal yang tak kalah penting adalah ketidakmampuan mengendalikan nafsu duniawi yang terlewat batas.

Hidup untuk membiayai gaya hidup dan gengsi sementara pendapatan tak akan pernah cukup menutupi gaya hidup.

"Ada gengsi seakan istri pejabat gaul sama sosialita. Ada tuntutan gaya hidup. Masa istri pejabat ngopi di kafe kelas mewah. Kalau tidak punya qanaah pasti akan merasa kurang saja dalam hidup dan ujung-ujungnya pasti korupsi," kata dia.

Dia mengajak segenap peserta yang merupakan istri pejabat di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) menjadi garda terdepan melakukan pencegahan tindak pidana korupsi.

Peran strategis perempuan diyakini mampu memaksimalkan sektor tersebut, apalagi perannya berbasis keluarga.

"Kita sedang menorehkan sejarah untuk generasi ke depan agar punya kesadaran perangi korupsi. Selaku Menag saya bersyukur dan apresiasi atas inovasi perubahan gerakan antikorupsi," papar dia.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan mengingatkan perang melawan korupsi hakikatnya bukan saja tugas KPK, melainkan juga tugas semua pihak, tak terkecuali perempuan dan kaum ibu.

Tugas KPK hanyalah pendorong dan pemacu semua kementerian, pemerintah provinsi, kabupaten, kota, dan seterusnya.

"Visi utama kita adalah pencegahan," kata dia.

Dia menjelaskan, mengapa para ibu dan perempuan penting dilibatkan memberantas korupsi karena berdasarkan sejumlah hasil riset KPK 2012 di sejumlah daerah terungkap yaitu hanya 4 persen anak yang diajarkan kejujuran oleh ibu, sebanyak 80 persen pendidikan diperoleh dari ibu, dan 50 persen lebih penduduk Indonesia adalah perempuan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved