Kamis, 2 Oktober 2025

Mahasiswa Asal Makassar Pikat Juri GSEA Lewat Usahanya Ubah Minyak Jelantah Jadi Bio Diesel

Global Student Entrepeneur Awards (GSEA) mengumumkan finalis terbaik yang akan mewakili Indonesia di pentas internasional

Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Coordinator Entrepeneurs Organization (EO) GSEA perwakilan Indonesia, William Henley menyerahkan pelakat juara satu kepada Mahasiswa asal Makassar, Andi Hilmi Mutawakkil di Gedung UGM Samator Pendidikan Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2018) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Global Student Entrepeneur Awards (GSEA) mengumumkan finalis terbaik yang akan mewakili Indonesia di pentas internasional di Toronto, Kanada, pada April mendatang.

Finalis terbaik diambil berdasarkan hasil seleksi dari ribuan mahasiswa dan terpilih tujuh calon pengusaha muda yang mempresentasikan usahanya kepada para juri.

Baca: MKD Susun Aturan Menindaklanjuti Pasal Penghinaan DPR

Penjurian yang diselenggarakan di Gedung UGM Samator Pendidikan Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2018) ini, menampilakan tujuh orang mahasiswa terbaik dibidang bisnis dan usaha.
Masing-masing finalis mempresentasikan usahanya di hadapan juri.

Andi Hilmi Mutawakkil, mahasiswa asal Makassar berhasil menjadi juara pertama sekaligus finalis tebaik dalam ajang GSEA tingkat nasional.

Baca: Jokowi Akan Hadir Dalam Kongres ke-30 HMI ‎di Ambon

Mahasiswa jurusan Antropologi ini berhasil memikat enam orang juri dengan mempresentasikan hasil usahanya 'Gen Oli .

Keenam juri tersebut di antaranya Stephen Budiman, Yudha Kartohadiprodjo, Angeline Lee, Fadhlanti Sharief, Diah Martha Budiningsih dan Mariko Asmara Yoshihara.

Andi berhasil memprentasikan usahanya yakni mengubah minyak jelantah bekas menjadi bahan bakar bio diesel.

Baca: Rizal Ramli: Diplomasi Pangan Cara Jitu Wujudkan Indonesia Sebagai Negara Kuat

Dengan usahanya mengubah minyak jelantah menjadi energi terbarukan bio diesel mampu membantu memenuhi kebutuhan bahan bakar mesin diesel yang susah didapatkan para nelayan di tepian kota Makkasar.

"Di Makassar ada 33 kelompok nelayan. Mereka membutuhkan 25 ton bahan bakar disel, pemerintah hanya menyediakan 16 ton, ini jelas ada gap sekitar 9 ton. Ini yang kita coba penuhi," kata Andi Hilmi.

Menempati posisi kedua, Muhammad Hakim Defltian, Mahasiswa asal Bandung yang berbisnis buah duren dalam kemasan Cup.

Baca: Diduga Sang Kepala Keluarga Tega Membunuh Istri dan Dua Putrinya Sendiri

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved