Rizal Ramli: Diplomasi Pangan Cara Jitu Wujudkan Indonesia Sebagai Negara Kuat
Apabila cetak sawah baru seluas 2 juta hektar itu terealisasi, maka menurut Rizal, produksi beras bisa meningkat dua kali lipat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat menghadiri panen raya di Desa Penggalang, Kecamatan Ciruas, Serang, Banten, Ekonom senior Rizal Ramli menjelaskan, untuk mewujudkan kedaulatan pangan, maka pemerintah harus memerhatikan kebutuhan petani.
Misal, dalam urusan penyediaan lahan pertanian, bibit dan pupuk murah, serta akses pasar untuk produk pertanian.
"Memang dalam implementasinya suka ada penyimpangan dalam pendistribusian pupuk dan bibit bersubsidi untuk petani. Nah, untuk menghindari itu, para petani harus dikasih kartu tani. Jadi, memang benar yang menerima pupuk dan bibit bersubsidi itu petani," tutur mantan Kabulog era pemerintahan Gus Dur itu sesuai siaran pers yang diterima, Selasa (13/2/2018).
Baca: Remas Payudara Gadis yang Lewat, Pelaku Mengaku Terdorong Nafsu Birahi
Di sisi lain, Rizal Ramli menambahkan, pemerintah juga harus memerhatikan penyuluh tani. Salah satunya adalah memperkenalkan teknologi pertanian yang moderen agar kapasitas para penyuluh tani dapat berkembang. Kemudian, status dan gaji penyuluh tani juga harus jelas.
"Kan ada tekonologi baru yang perlu dibantu. Lalu, angkatlah juga penyuluh-penyuluh petani ini. Kalau mereka gaji enggak jelas, status enggak jelas, bagaimana mau memikirkan petani?" tutur Rizal Ramli.
Selain itu, sambung Rizal, pemerintah melalui Kementerian Pertanian harus segera merealisasikan program cetak sawah baru 2 juta hektar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, sebagian Sumatera, dan Membramo di Papua.
"Cetak sawah baru seluas 2 juta hektar bisa dibangun dalam waktu 3 tahun. Caranya, para buruh tani yang tak miliki lahan ditempatkan di derah luar Jawa. Mereka juga dikasih bibit dan pupuk bersubsidi," tutur mantan tim panel penasihat ekonomi di Persatuan Bangsa-Bangsa.
Apabila cetak sawah baru seluas 2 juta hektar itu terealisasi, maka menurut Rizal, produksi beras bisa meningkat dua kali lipat.
Baca: Cerita Jirhas Rani, Warga yang Ikut Bersihkan Gereja Lidwina
"Cetak sawah baru terealisasi, maka produksi dipastikan meningkat dua kali. Misalnya produksi 4 juta ton per hektar, itu bisa jadi 8 juta ton, kita surplus. Jadi, kalau ada el nino yang bisa mengurangi 3 juta ton gabah per hektar, itu tidak masalah, karena kita masih punya surplus 5 juta ton. Kita pun bisa bantu negara tetangga kita yang lagi butuh," kata Rizal Ramli.
Ketika Indonesia surplus beras, Rizal meyakini, hal itu dapat menjadi bagian dari diplomasi pangan untuk mengukuhkan Indonesia sebagai negara yang kuat.
"Di negara lain, kalau tidak ada beras atau kebutuhan pangan masyarakat terganggu, negaranya bisa jatuh loh. Jadi itu kekuatan buat Indonesia, diplomasi pangan, karena kita bisa bantu negara yang tengah mengalami krisis. Dengan begitu, Indonesia akan menjadi negara yang disegani di dunia internasional," tandas Rizal Ramli.