KLB Asmat, Fahri: Tragedi Pengelolaan Negara
Kasus papua ini tragedi pengurusan negara, saya membaca berita internasional sangat keras
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Kejadian Luar Biasa campak dan gizi buruk di Asmat, Papua merupakan tragedi pengelolaan negara. Pasalnya menurut Fahri lebih dari 60 anak meninggal dunia karena kejadian tersebut.
"Kasus papua ini tragedi pengurusan negara, saya membaca berita internasional sangat keras mengatakan bahwa yang meninggal itu sudah hampir 100. kalau betul itu terjadi di suatu tempat ini tragedi pengelolaan negara, tragedi pengurusan pemerintah," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (24/1/2018).
Menurut Fahri kejadian KLB tidak ujug-ujug terjadi. Adanya KLB campak dan gizi buruk merupakan akumulasi dari kegagalan pengelolaan negara. Oleh karenanya, negara kata Fahri harus segera hadir untuk menanggulangi masalah KLB tersebut sehingga korban tidak terus bertambah.
"Orang Papua punya tradisi mengelola makanannya dan gizi yang tak pernah ada masalah tapi sekarang ini ada mekanisme yang salah misal memaksakan beras," katanya.
Baca: Cerita Moeldoko Ancam Prajuritnya untuk Bersikap Netral Dalam Pemilu
Fahri juga tidak setuju dengan kebijakan presiden Joko Widodo merelokasi warga di Asmat yang terdampak campak dan gizi buruk. Sebaiknya penanggulang dilakukan ditempat tersebut dan dengan dilakukan dengan cara sesuai tradisi mereka.
"Tidak bisa begitu (relokasi), nanti orang curiga ada apa. jangan-jangan orang bilang ada emas. begitu kan nanti kecurigaan orang. Jangan, on the spot. sudahlah masyarakat itu punya cara untuk hidup keluar dari problem-problem laten. orang Asmat itu sudah berabad dengan kebiasaan hidup dan polanya yang rutin," pungkasnya.
Sebelumnya dilaporkan lebih dari 60 anak meninggal dunia di Asmat Papua, akibat campak dan Gizi Buruk sejak september 2017 lalu. Hingga kini pasien yang diduga mengalami gizi buruk terus berdatangan ke rumah sakit di Papua. Pemerintah telah mengirimkan bantuan berupa logisitik maupun tenaga medis ke Papu untuk menanggulangi permasalah tersebut.