Rabu, 1 Oktober 2025

KLB Asmat, Fahri: Tragedi Pengelolaan Negara

Kasus papua ini tragedi pengurusan negara, saya membaca berita internasional sangat keras

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.
Personel Tim Gabungan Satgas Kesehatan TNI Kejadian Luar Biasa (KLB) terus melaksanakan pengobatan terhadap anak-anak yang terkena campak dan gizi buruk. Mereka dirawat di Puskemas yang tersebar di beberapa Distrik Kabupaten Asmat. Sementara itu, pasien yang kondisinya parah dan harus mendapatkan penanganan serius di evakuasi menuju RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, Senin (22/1/2018). Berdasarkan data laporan Tim Gabungan Satgas Kesehatan TNI KLB menerangkan bahwa terdapat 51 orang anak yang dirawat inap di RSUD Agats dan 42 orang anak rawat inap di Aula GPI Betlehem yang berada di belakang rumah sakit. Pada hari ini berhasil di evakuasi 4 orang anak yang berasal dari Distrik Kopay Safan dan Distrik Sawaerma. (PUSPEN TNI) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Kejadian Luar Biasa campak dan gizi‎ buruk di Asmat, Papua merupakan tragedi pengelolaan negara. Pasalnya menurut Fahri lebih dari 60 anak meninggal dunia karena kejadian tersebut.

‎"Kasus papua ini tragedi pengurusan negara, saya membaca berita internasional sangat keras mengatakan bahwa yang meninggal itu sudah hampir 100. kalau betul itu terjadi di suatu tempat ini tragedi pengelolaan negara, tragedi pengurusan pemerintah‎," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (24/1/2018).

Menurut Fahri kejadian KLB tidak ujug-ujug terjadi. Adanya KLB campak dan gizi buruk merupakan akumulasi dari kegagalan pengelolaan negara. Oleh karenanya, ‎negara kata Fahri harus segera hadir untuk menanggulangi masalah KLB tersebut sehingga korban tidak terus bertambah.

‎"Orang Papua punya tradisi mengelola makanannya dan gizi yang tak pernah ada masalah tapi sekarang ini ada mekanisme yang salah misal memaksakan beras," katanya.

Baca: Cerita Moeldoko Ancam Prajuritnya untuk Bersikap Netral Dalam Pemilu

Fahri juga tidak setuju dengan kebijakan presiden Joko Widodo merelokasi warga di Asmat yang terdampak campak dan gizi buruk. Sebaiknya penanggulang dilakukan ditempat tersebut dan dengan dilakukan dengan cara sesuai tradisi mereka.

‎"Tidak bisa begitu (relokasi), nanti orang curiga ada apa. jangan-jangan orang bilang ada emas. begitu kan nanti kecurigaan orang. Jangan, on the spot. sudahlah masyarakat itu punya cara untuk hidup keluar dari problem-problem laten. orang Asmat itu sudah berabad dengan kebiasaan hidup dan polanya yang rutin," pungkasnya.

Sebelumnya‎ dilaporkan lebih dari 60 anak meninggal dunia di Asmat Papua, akibat campak dan Gizi Buruk sejak september 2017 lalu. Hingga kini pasien yang diduga mengalami gizi buruk terus berdatangan ke rumah sakit di Papua. Pemerintah telah mengirimkan bantuan berupa logisitik maupun tenaga medis ke Papu untuk menanggulangi permasalah tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved