Kader Projo Curhat, Pengurusnya Jadi Tamak Mereka Lupa Akan Sejarah
Oknum pengurus Projo menjadi tamak, mereka lupa akan perjuangan puluhan kader yang membesarkan nama Projo sekarang.
Laporan reporter Wartakotalive.com, Dwi Rizki
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Peluh dan keringat tidak terhitung jumlahnya, teriknya matahari pun tidak dihiraukan para kader.
Namun ketika Projo berdiri dan sukses menghantarkan Joko Widodo duduk di kursi Presiden Republik Indonesia.
Oknum pengurus Projo menjadi tamak, mereka lupa akan perjuangan puluhan kader yang membesarkan nama Projo sekarang.
Curahan hati itu diungkapkan Pendiri sekaligus Deklarator Projo, Jonacta Yani Pambukananta S menanggapi polemik yang terjadi di tubuh Projo saat ini.
Menyadarkan arti perjuangan, pria kelahiran Garut, 31 Januari 1970 itu kembali mengingatkan sejarah awal berdirinya projo kepada oknum pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo saat ini.
"Tidak adil rasanya meninggalkan sejarah, sejarah yang seharusnya justru mempersatukan kita," ungkapnya ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (11/1/2018) malam.
Diceritakannya, Projo semula merupakan barisan relawan pendukung Jokowi-sapaan Joko Widodo, dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 yang selanjutnya tergabung dalam Aksi Jakarta Bersih yang lahir pada 3 Februari 2013.
Ketika itu, seluruh relawan menginginkan agar Jokowi maju dalam Pemilihan Presiden 2014 dan mensejahterakan rakyat selaknya memimpin DKI Jakarta.
Berjalannya waktu, tuntutan publik yang menginginkan Jokowi menjadi presiden diungkapkannya semakin besar.
Namun, pengusungan Jokowi terbentur sejumlah regulasi dan hanya bisa dilakukan oleh partai politik, karena itu relawan mendorong Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk segera mengusung Jokowi sebagai Calon presiden.
"Pembicaraan dan diskusi terus berlangsung sejak Mei 2013, bahkan kami juga sudah mulai mencetak kaos Jokowi Presiden pada tahun itu. Di tengah dorongan publik yang semakin menguat sementara respon PDI perjuangan saat itu yang sangat lambat, kami berinisiatif untuk membuat kelompok penekan dari dalam tubuh PDI perjuangan," ceritanya.
Baca: Rahasia Single Juragan Empang Nella Kharisma Raih 1,8 Juta Viewers Hanya dalam 18 Hari Rilis
Baca: Dikenalkan di GIIAS 2017, UD Truck Segera Luncurkan Truk Ringan Kuzer Tahun Ini di Indonesia
Kelompok yang terdiri dari kader dan simpatisan PDIP itu lanjutnya dikenal dengan Pro Jokowi atau Projo.