Pilkada Serentak
Mengaku Dibesarkan Di Bogor, Direktur KPK Pilih Mundur Ikut Pilkada Kota Bogor Dampingi Bima Arya
"Kalo Bicara itung-itungan ekonomisnya, di KPK saya Direktur sudah beberapa kali," katanya .
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi KPK Dedie A Rachim maju dalam Pilkada Kota Bogor sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap kota Bogor.
Hal itu diungkapkan pria kelahiran Garut, Jawa Barat pada 6 April 1966 itu saat dihubungi, Jumat (29/12/2017).
Baca: Hanya Satu Permintaan Tio Pakusadewo Sebelum Jalani Rehabilitasi, Apa Itu?
"Yang pasti gini ya, yang pasti saya orang Bogor, dibesarkan sekolah di bogor, orangtua juga di Bogor, jadi paling enggak, saya melihatnya begini, ini tanggung jawab saja. Saya melihat tentu bogor itu kan ingin dibawa ke arah yang lebih baik," kata Dedie.
Meski telah beberapa kali menajabat sebagai Ditektur di KPK, Dedie melihat bahwa pencalonannya sebagai Wakil Wali Kota Bogor pada Pilkada 2018 adalah sebuah tantangan untuk membenahi pemerintahan di 'kota hujan' tersebut.
Baca: Dampingi Bima Arya Dalam Pilkada Kota Bogor, Direktur KPK Mengundurkan Diri
Menurutnya, tantangan tersebut layak diperjuangkan mengingat besarnya harapan masyarakat untuk pemerintahan yang baik.
"Kalo Bicara itung-itungan ekonomisnya, di KPK saya Direktur sudah beberapa kali," katanya .
Baca: Pegawai Maju Pilkada, Ketua KPK: Semoga Bisa Wujudkan Pemerintahan Bebas KKN
Dedie diketahui mengajukan surat pengunduran diri dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Rabu (27/12/2017).
Ia mengundurkan diri karena maju sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Bogor mendampingi Wali Kota petahana, Bima Arya, pada Pilkada 2018.