Senin, 6 Oktober 2025

Polemik Panglima TNI

Data Intelijen Amerika Salah, Dubes Amerika Harus Minta Maaf Terbuka

Penyamarannya bisa turis, wartawan, peneliti, pengusaha, kalau tertangkap pasti tidak diakui sebagai intelijen

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Peneliti terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habib, menjadi pembicara pada diskusi terkait Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), di kantor redaksi Tribun, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015). TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi masih menunggu Pemerintah Amerika Serikat untuk memberikan penjelasan terkait pelarangan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berpergian ke Amerika Serikat.

Saat menemui Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Erin Elizabeth Mckee, di kantor Kementerian Luar Negeri Indonesia, Pejambon, Jakarta Pusat, Retno menyampaikan agar Pemerintah Amerika Serikat segera memberikan klarifikasi.

"Saya sampaikan ini urgensi indonesia membutuhkan klarifikasi," ujar Retno, Senin (23/10/2017).

Ia mengatakan, Indonesia perlu mengetahui detail penjelasan merujuk pada kemitraan antar dua negara yang telah terjalin baik.

"Sebab indonesia adalah mitra baik Amerika Serikat. Kita memiliki strategic partnership. Indonesi dinilai sebagai negara yang penting, tapi ada kejadian seperti ini memang memerlukan klarifikasi," ujar Retno.

Lanjutnya, pihak Amerika saat ini telah berkoordinasi dengan otoritas yang berwenang di Amerika Serikat.

"Mereka menyampaikan bahwa saat ini mereka sedang berkoordinasi dengan otoritas-otoritas terkait di Amerika Serikat untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di Washington DC masih Minggu malam," ujar Retno.

"Jadi masih kita menunggu," ujar Retno.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved