Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilu 2019

Kelompok Radikal Akan Menyisipkan Ujaran Kebencian di Kampanye Pilpres 2019

Ekstrimis dan radikalis melalui ujaran kebencian yang memanfaatkan media online

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) sekaligus Ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Jend. TNI. Purn. Wiranto berikan arahan dalam konferennsi pers ajang kompetisi bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters 2018 di Hotel Indonesia Kempinski, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (3/10/2017). Dalam arahannya Mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan RI itu menganjurkan para atlet bulu tangkis Indonesia menjadikan ajang tersebut sebagai pemanasan jelang Asian Games 2018. TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan cuma pemerintah dan rakyat Indonesia yang berkepentingan terhadap Pemilihan Presiden RI (Pilpres) 2019, menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, kelompok yang dilabeli pemerintah sebagai kelompok radikal dan kelompok ekstrimis, juga punya kepentingan.

Dalam pemaparannya di acara "The Action Asia Peacebuilders Forum," di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Senin (16/10/2017), ia menyebut kelompok-kelompok tersebut, dikhawatirkan akan memanfaatkan sengitnya persaingan politik antar partisipan Pilpres 2019.

Mereka akan membangun kebencian antar kelompok-kelompok tersebut.

"Ekstrimis dan radikalis melalui ujaran kebencian yang memanfaatkan media online, akan berbaur dengan propaganda politik," ujarnya.

Pesan-pesan yang disampaikan kelompok tersebut, menurut Wiranto, akan menjadi ancaman dari kehidupan di Indonesia yang sudah damai dan penuh toleransi.

Oleh karena itu, pemerintah dan semua pihak berkewajiban mengantisipasi langkah-langkah dari kelompok tersebut.

Baca: Di kediamannya, Anies Foto dan Doa Bersama

Usai acara, kepada wartawan, Wiranto menjelaskan bahwa tidak bisa dipungkiri, panasnya persaingan antar peserta Pilpres 2019, berpotensi memberikan celah kepada kelompok-kelompok yang tidak ingin bangsa Indonesia bersatu.

Mereka akan melakukan berbagai upaya, agar antar kelompok bisa saling membenci, dan persaingan antar kelompok, sampai pada tahap yang tidak sehat.

"Menjelang pilkada dan menjelang pilpres suhu politik kan pasti meningkat, tidak bisa dihindari karena ada kontestasi dari para calon untuk ingin menang, karena ingin menang maka kemudian melakukan langkah-langkah yang diupayakan agar mereka lebih populis dari yang lain," katanya.

"Langkah-langkah inikan kadang-kadang tidak terkontrol dengan baik, kadang-kadang melanggar hukum, justru dimanfaatkan oleh ini, saya mengatakan hati-hati jangan dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang radikal untuk membangun suatu kebencian, membangun kecurigaan, membangun konflik satu dengan yang lain," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved