Pemilu 2019
Kelompok Radikal Akan Menyisipkan Ujaran Kebencian di Kampanye Pilpres 2019
Ekstrimis dan radikalis melalui ujaran kebencian yang memanfaatkan media online
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan cuma pemerintah dan rakyat Indonesia yang berkepentingan terhadap Pemilihan Presiden RI (Pilpres) 2019, menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, kelompok yang dilabeli pemerintah sebagai kelompok radikal dan kelompok ekstrimis, juga punya kepentingan.
Dalam pemaparannya di acara "The Action Asia Peacebuilders Forum," di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Senin (16/10/2017), ia menyebut kelompok-kelompok tersebut, dikhawatirkan akan memanfaatkan sengitnya persaingan politik antar partisipan Pilpres 2019.
Mereka akan membangun kebencian antar kelompok-kelompok tersebut.
"Ekstrimis dan radikalis melalui ujaran kebencian yang memanfaatkan media online, akan berbaur dengan propaganda politik," ujarnya.
Pesan-pesan yang disampaikan kelompok tersebut, menurut Wiranto, akan menjadi ancaman dari kehidupan di Indonesia yang sudah damai dan penuh toleransi.
Oleh karena itu, pemerintah dan semua pihak berkewajiban mengantisipasi langkah-langkah dari kelompok tersebut.
Baca: Di kediamannya, Anies Foto dan Doa Bersama
Usai acara, kepada wartawan, Wiranto menjelaskan bahwa tidak bisa dipungkiri, panasnya persaingan antar peserta Pilpres 2019, berpotensi memberikan celah kepada kelompok-kelompok yang tidak ingin bangsa Indonesia bersatu.
Mereka akan melakukan berbagai upaya, agar antar kelompok bisa saling membenci, dan persaingan antar kelompok, sampai pada tahap yang tidak sehat.
"Menjelang pilkada dan menjelang pilpres suhu politik kan pasti meningkat, tidak bisa dihindari karena ada kontestasi dari para calon untuk ingin menang, karena ingin menang maka kemudian melakukan langkah-langkah yang diupayakan agar mereka lebih populis dari yang lain," katanya.
"Langkah-langkah inikan kadang-kadang tidak terkontrol dengan baik, kadang-kadang melanggar hukum, justru dimanfaatkan oleh ini, saya mengatakan hati-hati jangan dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang radikal untuk membangun suatu kebencian, membangun kecurigaan, membangun konflik satu dengan yang lain," ujarnya.