Hujan Deras dan Panggung Miring Warnai Silaturahmi Jokowi Dengan Kepala Desa di Wilayah Banten
Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk melakukan silaturahmi dengan kepala desa yang ada di seluruh Banten, Rabu (4/10/2017).
Laporan wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, PANDEGLANG - Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk melakukan silaturahmi dengan kepala desa yang ada di seluruh Banten, Rabu (4/10/2017).
Pertemuan yang dilaksanakan di Desa Muruy, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten itu diwarnai hujan yang cukup deras dengan petir yang menggelegar.
Saking lebatnya, suara Presiden Jokowi melalui pengeras suara menjadi samar-samar terdengar.
Baca: Ini Penjelasan Menteri Agama Lambat Cabut Izin PT First Travel
"Ini kedengaran enggak ya? Sama hujan keras hujannya ya?" ujar Jokowi bertanya kepada para tamu yang hadir dari atas panggung.
"Tapi hujan ini barokah. Ini kan mau menanam jagung. Jadi kalau hujan dulu memang ini barokah dari Allah yang diberikan kepada kita," kata Jokowi lagi.
Panggung acara juga terlihat agak miring karena kelebihan muatan.
Baca: Yandri Susanto: PAN Kecenderungan Menolak Perppu Ormas
Sebab, warga yang tadinya ada di luar panggung ramai-ramai masuk demi menghindari air hujan.
Beberapa panitia pun mencoba untuk membenahi pondasi panggung sambil dipantau oleh Pasukan Pengamanan Presiden.
Namun tidak berhasil.
Baca: Tak Ada Urgensi Undang Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala BIN Bahas Perppu Ormas
Ramainya warga yang hadir juga membuat lokasi silaturahmi yang berada di dekat embung itu menjadi penuh sesak.
Akibatnya, seorang ibu tercebur ke dalam embung karena tidak bisa melintasi banyaknya warga yang ingin menyaksikan Presiden Jokowi berpidato.
Beruntung, si ibu segera diselamatkan oleh warga lainnya yang berdiri di dekat embung.
Peristiwa terceburnya ibu-ibu itu kemudian menyita perhatian banyak orang.
Meski demikian, acara silaturahmi tetap dilanjutkan.
Presiden sempat berpidato kurang lebih 10 menit mengenai dana desa dan ditutup dengan doa.