Jumat, 3 Oktober 2025

Polemik Panglima TNI

Menhan: Kalau Pertahanan Negara Jelek yang Digantung Saya

"Menhan mengurus pertahanan negara, kalau pertahanan negara jelek yang digantung saya, bukan siapa-siapa,"

Editor: Adi Suhendi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Ryamizard Ryacudu (kedua dari kiri) didampingi Direktur utama PT Pindad, Abraham Mose (kiri). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, sejatinya enggan untuk mengomentari pernyataan Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo terkait pengadaan senjata yang menuai polemik.

Ia menganggap sudah terlalu banyak yang mengomentari hal tersebut dengan pembenarannya masing-masing.

Baca: Polri Jelaskan Kronologis Pengajuan Pengadaan Senjata dari BIN

"Saya sebetulnya malas ngomong ini, terlalu banyak orang ngomong, dari pemikiran masing-masing. Padahal yang namanya senjata itu, ada aturannya, undang-undangnya, jadi begini, saya rasa itu tidak ada masalah, dibesar-besarkan saja," ujar Menhan di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (26/9/2017).

Ryamizard Ryacudu mengatakan pembelian senjata yang dimaksud Panglima TNI adalah pembelian 512 pucuk senjata jenis SS2 dan 72.750 butir peluru oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dari PT Pindad.

Baca: Polri Sebut BIN Hanya Mengajukan Izin Untuk 591 Senjata Api

Pembelian senjata itu, sudah seizin Kementerian Pertahanan.

Namun, yang dikatakan Panglima TNI dalam acara di Mabes TNI, Jumat (22/9/2017), adalah adanya pihak nonmiliter yang membeli senjata sebanyak 5000 pucuk dan diindikasikan tidak patut.

Menhan mengatakan pernyataan Gatot Nurmantyo itu tidak akurat.

Baca: Menhan Akan Jalin Komunikasi Dengan Panglima TNI Terkait Masalah Senjata

Ia menduga asisten Panglima TNI tidak menyampaikan informasi dengan baik.

"(Panglima TNI) Bukan keliru, tapi stafnya kurang masukan, seperti saya sangat tergantung pada asisten saya," ujarnya.

Dengan memberikan klarifikasinya kepada wartawan terkait pernyataan Panglima TNI, Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa ia sama sekali tidak berniat memperkeruh situasi, maupun membuat situasi semakin gaduh.

Namun, sebagai seorang Menhan, ia bertanggungjawab memberikan klarifikasi.

Baca: Menhan: Bukan 5.000 , Tapi 512 Pucuk Senjata Api

"Saya tidak memanas-manaskan, saya memperjelas, saya harus ngomong dong," ujarnya.

"Menhan mengurus pertahanan negara, kalau pertahanan negara jelek yang digantung saya, bukan siapa-siapa," lanjut dia.

Dalam pernyataannya di Mabes TNI, Panglima TNI tidak menegaskan siapa lembaga yang ia maksud.
Gatot Nurmantyo dalam klarifikasi lanjutan pada hari Minggu kemarin, (24), mengatakan bahwa pernyataannya di Mabes TNI bukanlah untuk konsumsi media.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, pada hari yang sama Panglima TNI memberikan klarifikasi, menyebutkan bahwa Gatot Nurmantyo telah memberikan pernyataan yang keliru.

Wiranto mengatakan pembelian senjata yang dimaksud, adalah pembelian 500 pucuk senjata oleh Badan Intelijen Negara (BIN).

Wiranto juga mengakui, bahwa pernyataan Gatot Nurmantyo, telah menimbulkan kegaduhan, dan spekulasi di masyarakat.

Ia menganggap bukan tidak mungkin, masyarakat resah karena menduga adanya pihak nonmiliter yang tengah menghimpun kekuatan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved