Kamis, 2 Oktober 2025

Film G30S

Soal Nonton Film G30S/PKI, Panglima TNI: Kamu Kawin Juga Bisa Dipolitisasi, Biarkan Saja

"Sekarang apa sih yang tidak dipolitisasi, kamu kawin juga bisa dipolitisasi kok. Biarkan saja,"

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews/HO/Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo menginstruksikan jajarannya untuk menonton film Pengkhianatan G30S/PKI bukan tanpa alasan.

Ia menganggap banyak pelajaran dari film tersebut untuk masyarakat.

Namun, sayangnya sejak 2008 lalu, film itu tidak lagi jadi tontonan wajib di setiap televisi.

Baca: Penyaluran Bantuan Terkendala Medan Sulit dan Keberadaan Pengungsi Rohingya Tersebar

"Kalau sudah tidak ada lagi, untuk menginformasikan siapa? Anak tumbuh dewasa ada media sosial. Itu yang diterima akhirnya tidak sadar. Sejarah kan cenderung berulang. Kalau berulang kan kasihan bangsa ini," ujarnya di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9/017).

Film yang dirilis pada tahun 1984 itu, bercerita tentang peristiwa 30 September 1965, mulai dari pergerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebelum tanggal 30 September.

Baca: Jawaban Panglima TNI Soal Film Jagal dan Senyap Tidak Ikut Diputar

Hingga penculikan para Jendral TNI AD yang terjadi pada malam hari di 30 September 52 tahun lalu.

Sampai tahun 1998, ketika rezim orde baru berkuasa, film itu menjadi film wajib.

Panglima TNI menginstruksikan jajarannya untuk kembali menonton film tersebut.

Ditegaskannya tidak ada pemaksaan dalam instruksi tersebut.

"Saya taya, ada yang merasa di paksa tidak?" tanyanya kepada wartawan.

Baca: Menhan:Film G30S/PKI Sesuai Kenyataan, Tidak Apa-apa Diputar, Pelajaran Bagi Kita Semua

Jika ada yang mempolitisasi instruksinya itu, ia mengaku maklum dan tidak mengambil pusing atas mereka yang mencoba mempolitisir instruksinya itu.

Panglima TNI menganggap fenomena tersebut sudah banyak yang terjadi dan ia tidak peduli, selama pihak yang mempolitisir tidak menyebarkan informasi palsu.

"Sekarang apa sih yang tidak dipolitisasi, kamu kawin juga bisa dipolitisasi kok. Biarkan saja," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved