Kementerian PUPR Bor Tanah Cari Air Hadapi Kemarau
"Kementerian PUPR saat ini telah melakukan pengeboran air tanah untuk pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat,"
Laporan wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi kekeringan.
Sesuai data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekitar 3,9 juta jiwa masyarakat membutuhkan bantuan air bersih.
Hal tersebut akibat dampak kekeringan yang melanda wilayah Jawa dan Nusa Tenggara.
Baca: Bos Garuda Indonesia Ngotot Kepada Produsen Tunda Tambah Pesawat
"Kementerian PUPR saat ini telah melakukan pengeboran air tanah untuk pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, di Jakarta, Senin (18/9/2017).
Pengeboran dilakukan setelah tim survey geolistrik mengidentifikasi sumber air tanah dalam.
Hal ini dilakukan pengeboran se dalam 20-70 meter dengan debit air yang dihasilkan dari sumur bor bervariasi yakni 1,5-10 liter per detik.
Baca: Cerita Prabowo Belajar Soal Ekonomi di Meja Makan Dari Sang Ayah
Kementerian PUPR sendiri sudah melakukan mitigasi kekeringan dengan membangun sumur bor setiap tahunnya dimana saat ini total sebanyak 6.902 sumur bor di berbagai daerah di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, sumur bor paling banyak terdapat di Pulau Jawa (2.916 sumur), Bali dan Nusa Tenggara (2.174 sumur).
"Selain itu kita telah upayakan suplai air dari waduk-waduk yang ada, misalnya Waduk Jatigede mampu mengurangi dampak kekeringan di Indramayu dan sekitarnya," kata Menteri Basuki.
Baca: Kemendikbud Paling Digandrungi Pelamar CPNS, 85.733 Orang Sudah Mendaftar
Kondisi 16 Waduk utama sendiri yakni Waduk Jatiluhur, Cirata, Saguling, Kedungombo, Batutegi, Wonogiri, Wadaslintang, Sutami, Bilibili, Wanurejo, Cacaban, Selorejo, Kalola, Way Rarem, Batu Bulan, dan Ponre Ponre dalam kondisi normal.
Sebanyak 10 waduk dan 6 waduk lainnya tinggi muka air di bawah rencana.
Basuki memaparkan kondisi air waduk di bawah rencana itu apabila daya tampung air saat musim kemarau di bawah 9 juta m3.
Baca: Prabowo Sebut Pemerintah Lakukan Pencitraan, Politikus PDIP: Mereka Tak Pahami Persoalan Rohingya
Sementara kondisi normal waduk mencapai 10 juta meter kubik.
"Jika kapasitasnya turun kurang dari 1 juta m3 saat musim kemarau, maka kondisinya dapat dianggap masih normal," jelas Basuki.