Arsenik Rasa 'Orange Juice' Untuk Munir
Hari ini, Kamis (7/9/2017), 13 tahun lalu, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir Said Thalib, tewas saat menumpangi pesawat Garuda Indonesia

Dari pantry, minuman yang telah ditaburi racun tersebut dibawa oleh pramugari bernama Yeti Susmiarti. Perempuan itu membawa dua gelas anggur dan dua gelas orange juice yang dua-duanya sudah ditaburi racun, dengan sebuah baki. Ia kemudian menyambangi tempat duduk Munir di kursi bernomor 3 K. Prediksi Pollycarpus akhirnya terbukti, bahwa Munir memilih orange juice.
Saat peristiwa itu terjadi, Pollycarpus tidak berada di dekat Munir, melainkan berada di depan pantry, tidak jauh dari bar untuk kelas bisnis. Ia mengawasi dari jauh apa yang dilakukan Yety Susmiarti, dan menyaksikan langsung bagaimana Munir menenggak habis jus yang telah ditaburi racun itu.
Dosis yang ditabur oleh pelaku tidak langsung membuat Munir mati. Ia masih bernyawa saat pesawat singgah di Bandara Changi Singapura, dan sempat turun pesawat saat transit selama 1 jam 13 menit. Pollycarpus dan sejumlah kru juga ikut turun, dan tidak ikut melanjutkan perjalanan ke Belanda.
Penerbangan dilanutkan pada dini hari, sekitar pukul 00.45 WIB. Sekitar lima belas menit setelah pesawat tinggal landas, racun yang ditabur oleh Pollycarpus mulai bereaksi.
Gejala awal yang dialami Munir, adalah sakit perut seperti layaknya seseorang yang hendak buang air besar, dan muntah. Sekitar dua jam sebelum mendarat di Amsterdam, Munir menghembuskan nafas terakhirnya di usianya yang ke 38.
Jenazah sang aktivis itu kemudian divisum oleh Kementerian Kehakiman pemerintah Belanda. Diketahui bahwa ada konsentrasi aresen yang meningkat di air seni dan di lambung almarhum, dan mereka akhirnya menyimpulkan bahwa Munir tewas diracun.