Senin, 6 Oktober 2025

Korupsi KTP Elektronik

Positif untuk Golkar Dukungan ARB Terhadap Setya Novanto

Mantan Menkokesra ini juga menepis isu adanya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) ditubuh Golkar.

Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (keenam kiri) bersama Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono (kedua kiri), Ketua PPP Djan Faridz (kelima kanan), Sekjen Partai Nasdem Nining Indra Saleh (kedua kanan), Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (keenam kanan), Sekjen Partai Golkar Idrus Marham (kelima kiri), dan Sekjen Hanura Sarifuddin Suding (ketiga kanan) saat menggelar pertemuan tertutup di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (17/3/2017). Pertemuan tersebut digelar guna membahas strategi pemenangan Ahok-Djarot pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB) meminta seluruh kader Partai Golkar untuk tetap tenang terhadap persoalan yang menyeret nama Ketua Umum Golkar Setya Novanto dalam pusaran kasus e-KTP. 

Mantan Menkokesra ini juga menepis isu adanya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) ditubuh Golkar

Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe saat dihubungi di Jakarta, Minggu  (19/3/2017) mengatakan, pernyataan ARB ini sangat positif untuk Partai Golkar.

Pernyataan ini juga sebagai dukungan ARB terhadap keutuhan Partai Golkar di bawah kepeminpinan Setya Novanto

"Pernyataan ARB menggambarkan sikap kedewasaan politik Golkar dalam menjaga dinamika politik partai pasca nama Setya Novanto disebut-sebut ikut menerima dana e-KTP seperti yang tertuang dalam dakwaan Jaksa", ujar Ramses.

Selain itu, pernyataan ARB dapat juga dimaknai bahwa sampai saat ini kader Partai  Golkar masih solid mendukung penuh kepemimpinan Setya Novanto

"ARB tentu belajar dari kasus Partai Golkar sebelumnya yang terpecah. Dia tak ingin rajutan persatuan partai yang sudah dibangun Novanto tercidera lagi," katanya.

Nama Setya Novanto baru sebatas dugaan dan belum ada status apapun dari Komisi Anti Korupsi (KPK).

Itu artinya dorongan untuk dilakukannya Munaslub itu juga sesuatu yang janggal. 

"ARB tentu melihat ini secara proporsional sehingga tidak melakukan berbagai spekulasi politik apalagi menggelar dilaksanakannya Munaslub," ucapnya.

KPK Tahan Diri

Mengenai langkah KPK yang mengumumkan nama-nama yang tersangkut kasus e-KTP, Ramses mengatakan, pimpinan lembaga antirasuah itu harus bisa menahan diri.

Karena mengumumkan nama-nama itu sangat riskan dalam konteks politik Indonesia.

Dijelaskan, berdasarkan pengalaman sebelumnya, kerja KPK yang sudah bagus menjadi kabur dan berantakan ketika timbul pernyataan genit dari pimpinan. 

"Kita harus kritisi pimpinan KPK saat ini agar jangan mengikuti jejak sebelumnya, yang terlalu euforia tetapi pada akhirnya mereka sendiri tersandung masalah," kata dia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved