Penangkapan Terduga Teroris
Kuncinya Polri Harus Berani Tangkap Bahrun Naim
Menurut Ridlwan, sejak tahun 2015 Bahrun Naim dengan sangat rapi membangun jaringan di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi melakukan serangkaian penangkapan di empat kota.
Semua jaringan itu mempunyai mata rantai dengan Bahrun Naim di Suriah.
Atas hal itu, Peneliti Intelijen UI Ridlwan Habib menilai, sepanjang Bahrun Naim masih bisa bebas beroperasi di Suriah, ancaman teror di Indonesia masih akan terus ada.
"Kuncinya adalah di Bahrun Naim, Polri harus berani menangkap Naim di Suriah," ujar Ridlwan Habib kepada Tribunnews.com, Kamis (22/12/2016) di Jakarta.
Menurut Ridlwan, sejak tahun 2015 Bahrun Naim dengan sangat rapi membangun jaringan di Indonesia.
Paling tidak bisa diketahui Desember 2015 jaringannya di Bekasi terbongkar namun Januari 2016 ada sel lain yang bisa melakukan teror Thamrin.
"Selalu begitu, kelompok ISIS di bawah arahan taktik Bahrun Naim selalu punya pelapis serangan. Satu sel dibongkar, yang lain menyerang, " kata alumni S2 Intelijen itu.
Ridlwan menduga, saat ini jaringan ISIS di Indonesia sudah menyatu antara kelompok Amman Abdurahman, kelompok Bahrumsyah, dan kelompok Naim.
"Jika analisa ini terkonfirmasi dari pemeriksaan jaringan Bekasi dan Pamulang, maka Polri menghadapi lawan yang makin tangguh, " kata Ridlwan.
Ditambah lagi, mereka sudah menyiapkan perempuan sebagai eksekutor.
"Intelijen harus benar benar teliti dan melakukan upaya pencegahan agar tidak ada sel yang bisa lolos dan melakukan serangan di akhir tahun ini, "katanya.
Densus 88 melumpuhkan empat terduga teroris di Tangerang Selatan, Rabu (21/12).
Tak seperti biasanya, terduga teroris itu hanya melakukan perlawanan sebentar.
Bahkan, tiga dari empat terduga terosis bernama Helmi, Irwan dan Omen tewas di rumah kontrakan di Kampung Curug, Desa Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan ini.
Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Rikwanto menjelaskan, satu terduga teroris bernama Adam Nor Syam berhasil ditangkap dalam kondisi hidup.
Adam ditangkap di Jl Raya Serpong, persisnya dekat SPBU. Dari informasi Adam, kelompok teroris ini awalnya akan meledakkan Pos Polisi di dekat RS Eka, Tangsel.
Rikwanto mengatakan, para teroris kerap menjadikan polisi menjadi sasaran aksinya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, Adam rencananya melakukan penusukan dengan sangkur terhadap anggota Polri di sekitar Pos Lantas RS Eka.
"Ketika sudah ramai anggota Polri dan masyarakat yang datang, akan melakukan bom bunuh diri," ujar Argo.
Setelah berhasil menangkap Adam Nor Syam, tim Densus langsung mengerebek rumah Kontrakan Adam di RT 02/RW 01, Kampung Curug, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel.
Kombes Rikwanto menjelaskan, saat melakukan pengerebekan, tiga terduga teroris di rumah tersebut sempat memberikan perlawanan yakni dengan cara menembak dan mengancam melempar bom.
"Upaya represif itu dilakukan karena perlawanan tiga terduga teroris bisa membahayakan anggota Densus 88 dan warga sekitar. Kami juga tidak ingin anggota kami jadi korban," tegas Rikwanto.
Sumber Tribunnews menceriterakan, ketiga terduga teroris yang tewas yakni Omen, Irwan dan Helmi memang sempat melakukan perlawanan.
Namun perlawanan mereka tak sehebat para teroris-teroris yang ditembak mati atau ditangkap saat pengerebekan.
Menurutnya, hal ini lantaran ketiga terduga teroris itu memang bukan teroris yang terlatih fisik.
"Ketiganya memang hanya dipersiapkan menjadi pengantin atau bomber. Jadi mereka memiliki kenekatan meledakkan diri. Tapi tidak memiliki keterampilan menembak atau melawan petugas," ujar sumber itu.
Rencananya, ketiga terduga teroris yang tewas itu hendak melakukan amaliyah atau bom bunuh diri saat perayaan Natal. "Target mereka bom pada saat Natal nanti," ujarnya.