Penangkapan Terduga Teroris
Proyeksi Keamanan 2017, Pelaku Bom Bunuh Diri dari Perempuan Diprediksi Bertambah
Sepanjang 2016, Indonesia diwarnai dengan berbagai aksi teror, penangkapan serta penggeledahan terhadap para terduga teroris oleh Densus 88.
Neta melanjutkan pasukan perempuan ini tergolong nekat dan berani. Sikap toleran dan permisif pada perempuan menjadi peluang tersendiri bagi mereka untuk beraksi.
Bagaimana caranya, ditegaskan Neta, Polri perlu memutus mata rantai pembinaan pengantin perempuan yang dilakukan kelompok teroris agar serangan teror baru yang lebih nekat tidak terjadi.
Apalagi secara psikologis masyarakat masih menganggap perempuan sebagai kaum yang lemah sehingga toleransi terhadap perempuan sangat tinggi.
Masih menurut Neta, situasi psikologis ini bisa saja dimanfaatkan tokoh-tokoh teroris untuk memperalat pengantin perempuan demi menebar teror di wilayah vital dan strategis terutama menjelang Natal dan tahun baru.
Untuk itu Polri perlu bekerja keras untuk memutus dan mematahkan mata rantai para pengantin perempuan ini agar mereka tidak dimanfaatkan untuk menebar teror bom.
Terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kepolisian (Lemkapi), Edi Hasibuan juga menyatakan hal yang sama bahwa tahun 2017, aksi teror akan semakin meresahkan masyarakat.
Terlebih kini aksi para pelaku teror di dalam negeri dikendalikan oleh ISIS di luar negeri. Sehingga Lemkapi meminta Polri memperkerat pengawasan terhadap jaringan terorisme.
Selain itu, Lemkapi juga meminta aparat penegak hukum jangan ragu memberikan sanksi hukum yang lebih tegas dalam memberatas terorisme.
"Perlu juga dukungan dari TNI dan partisipasi masyarakat. Pemerintah Daerah, RT, RW sangat dibutuhkan untuk membantu Polri menindak teroris. Teroris adalah musuh bangsa," pungkas Edi Hasibuan.
Selain itu, Edi yang juga mantan anggota Kompolnas ini meminta pemerintah baik BNPT maupun Polri agar memperhatikan keluarga serta anak-anak para pelaku teror agar pada masa mendatang mereka tidak dendam pada negara karena orang tuanya ditangkap aparat.
"Ini bagian dari pencegahaan. Saat ini kami melihat Polri sudah mulai memikirkan ke arah itu dan membuat sekolah-sekolah pada keluarga teroris. Tapi keberadaanya masih belum mendapat perhatian serius dari negara. Menurut kami pencegahan lebih baik dari pada penegakan hukum. Kita ingin aksi teror bisa terus ditekan," bebernya.
Edi juga meminta kaum perempuan agar waspada bila ada upaya pendekatan yang dilakukan orang tidak dikenal untuk direkrut menjadi calon pengantin.