Kamis, 2 Oktober 2025

Tujuan Kelompok Penyusup 411 Bukan Sekadar Teror

Mabes Polri merilis tiga kelompok terduga teroris yang beraksi di Indonesia sepanjang November 2016

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
Repro/Kompas TV
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar saat menghadiri acara Tabligh Akbar di Masjid Jami Al Riyadh, Jalan Kembang, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2016). 

"Motto yang dipahami mereka, 'Lebih baik jadi serigala sehari daripada jadi kambing sepanjang masa'. Jadi, maunya mereka melakukan tindakan terus," ujarnya.

Menurut Boy, kelompok Abu Nusaibah sudah melakukan pemetaan dan pembagian tugas sebelum melakukan penyusupan dalam aksi unjuk rasa jutaan umat muslim yang menuntut proses hukum Gubernur nonaktif Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, di depan Istana Negara, pada 4 November lalu.

Di antaranya ada yang bertugas memprovokasi massa di depan Istana Negara, merebut senjata api petugas yang berjaga, berusaha merangsek masuk ke dalam Istana Negara, memprovokasi massa di depan Gedung DPR/MPR RI hingga memprovokasi massa di Penjaringan, Jakarta Utara.

Indikasi kerja kelompok ini terlihat dengan dilakukan pembakaran di lokasi unjuk rasa dan di Penjaringan.

"Motivasi mereka memanfaatkan kerusuhan yang terjadi, sekaligus ikut. Jadi, tujuannya mau wujudkan Daulah Islam. Ini motifnya politik, ini bukan sekedar teror. Yang jelas, platformnya ISIS," jelasnya.

Salah satu target kelompok Abu Nusaibah pada saat demo 411 adalah mengibarkan bendera ISIS di lokasi simbol negara, seperti di Istana Negara dan Gedung DPR/MPR RI.

Strategi awalan mereka dengan memprovokasi massa untuk menduduki Istana Negara dan Gedung DPR/MPR RI.

"Apabila berhasil, rencana mereka yakni mengibarkan bendera. Jadi, walaupun kelompok kecil yang jelas mereka mau mengembangkan pengaruh untuk jadi besar. Ini tidak sejalan dengan Pancasila," tandasnya.

Upaya pengibaran tidak terjadi di Istana Negara karena kericuhan di depan Istana Negara bisa diredam oleh aparat kepolisian.

Dengan demikian yang terjadi di Gedung DPR/MPR RI karena massa tidak terprovokasi dan ketatnya pengamanan Polri dan TNI di objek vital tersebut.

Sejumlah taktik yang direncanakan oleh kelompok Abu Nusaibah, seperti perebutan senjata petugas dan memprovokasi massa di depan Gedung DPR/MPR RI, juga tidak bisa dieksekusi.

Sebab, polisi yang berjaga tidak membawa senjata api dan mengedepankan upaya perusasif saat terjadi kericuhan dengan massa.

Menurut Boy, temuan dan penangkapan kelompok Abu Nusaibah ini mengkonfirmasi adanya upaya makar dari kelompok penyusup dalam aksi 411 sebagaimana dinyatakan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebelumnya.

"Ada motif politik kelompok ini untuk membentuk Daulah Islamiyah. Ada motif untuk menduduki Gedung DPR/MPR," jelasnya.

Boy menambahkan, pihaknya telah memonitor makin berkembangnya kelompok yang berafiliasi dengan ISIS yang berniat melakukan makar mendirikan negara Islam ini menjadi peringatan atau warning untuk kepolisian dan juga masyarakat Indonesia.

"Kepolisian berharap kita menjaga marwah para pahlawan, di mana banyak sekali yang mereka sudah berikan. Jangan sampai landasan pahlawan kita tercabi-cabik," ujar dia. (Coz)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved