Tujuan Kelompok Penyusup 411 Bukan Sekadar Teror
Mabes Polri merilis tiga kelompok terduga teroris yang beraksi di Indonesia sepanjang November 2016
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri merilis tiga kelompok terduga teroris yang beraksi di Indonesia sepanjang November 2016.
Namun, kelompok penyusup aksi unjuk rasa 4 November 2016 pimpinan Abu Nusaibah lah yang mempunyai tujuan lain selain teror.
Demikian disampaikan Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (30/11/2016).
Boy menjelaskan, kelompok pertama yakni kelompok Majalengka pimpinan Rio Hendra Priatna (RPW) yang terafiliasi dengan Bahrun Naim, menyiapkan bom berdaya ledak tinggi dengan sasaran beberapa objek vital pemerintah.
Di antaranya Gedung DPR/MPR, Mako Brimob Kelapa Dua Depok, kantor kedutaan besar, tempat ibadah, kafe hingga stasiun televisi.
Kelompok Rio merupakan sel Jamaah Anshar Daulah (JAD) yang berbaiat kepada ISIS.
Bahrun Naim merupakan pimpinan ISIS untuk kawasan Asia Tenggara dan sempat terlibat bom di Jalan MH Tharim Jakarta pada 14 Januari 2016.
Kedua, kelompok JAD pimpinan Joko Sugito yang melakukan pengeboman di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu, 13 November 2016.
Joko sempat mendapatkan instruksi melakukan amaliyah dari Amman Abdurrahman saat deklarasi JAD di Batu, Malang pada 2015.
Aman Abdurrahaman yang sudah menjadi penghuni Lapas Nusakambangan juga disebutkan terlibat dengan Bom Thamrin.
Ketiga, kelompok penyusup aksi unjuk rasa jutaan umat muslim pada 4 November 2016 atau 411, pimpinan Abu Nusaibah.
Abu Nusaibah dengan sembilan pengikutnya diduga berencana makar untuk mendirikan negara Islam dengan cara memprovokasi massa, merebut senjata petugas hingga membuat kerusuhan di depan Istana Negara, Penjaringan dan DPR.
Kelompok Abu Nusaibah juga telah terafiliasi dengan jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS; cikal bakal Islamic State atau IS).
"Grup ini sudah dipersiapkan untuk berangkat ke Suriah," ujar Boy.
Boy mengatakan, tujuan utama kelompok Abu Nusaibah yakni mewujudkan negara Daulah Islam, sebagaimana tujuan kelompok ISIS.
"Motto yang dipahami mereka, 'Lebih baik jadi serigala sehari daripada jadi kambing sepanjang masa'. Jadi, maunya mereka melakukan tindakan terus," ujarnya.
Menurut Boy, kelompok Abu Nusaibah sudah melakukan pemetaan dan pembagian tugas sebelum melakukan penyusupan dalam aksi unjuk rasa jutaan umat muslim yang menuntut proses hukum Gubernur nonaktif Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, di depan Istana Negara, pada 4 November lalu.
Di antaranya ada yang bertugas memprovokasi massa di depan Istana Negara, merebut senjata api petugas yang berjaga, berusaha merangsek masuk ke dalam Istana Negara, memprovokasi massa di depan Gedung DPR/MPR RI hingga memprovokasi massa di Penjaringan, Jakarta Utara.
Indikasi kerja kelompok ini terlihat dengan dilakukan pembakaran di lokasi unjuk rasa dan di Penjaringan.
"Motivasi mereka memanfaatkan kerusuhan yang terjadi, sekaligus ikut. Jadi, tujuannya mau wujudkan Daulah Islam. Ini motifnya politik, ini bukan sekedar teror. Yang jelas, platformnya ISIS," jelasnya.
Salah satu target kelompok Abu Nusaibah pada saat demo 411 adalah mengibarkan bendera ISIS di lokasi simbol negara, seperti di Istana Negara dan Gedung DPR/MPR RI.
Strategi awalan mereka dengan memprovokasi massa untuk menduduki Istana Negara dan Gedung DPR/MPR RI.
"Apabila berhasil, rencana mereka yakni mengibarkan bendera. Jadi, walaupun kelompok kecil yang jelas mereka mau mengembangkan pengaruh untuk jadi besar. Ini tidak sejalan dengan Pancasila," tandasnya.
Upaya pengibaran tidak terjadi di Istana Negara karena kericuhan di depan Istana Negara bisa diredam oleh aparat kepolisian.
Dengan demikian yang terjadi di Gedung DPR/MPR RI karena massa tidak terprovokasi dan ketatnya pengamanan Polri dan TNI di objek vital tersebut.
Sejumlah taktik yang direncanakan oleh kelompok Abu Nusaibah, seperti perebutan senjata petugas dan memprovokasi massa di depan Gedung DPR/MPR RI, juga tidak bisa dieksekusi.
Sebab, polisi yang berjaga tidak membawa senjata api dan mengedepankan upaya perusasif saat terjadi kericuhan dengan massa.
Menurut Boy, temuan dan penangkapan kelompok Abu Nusaibah ini mengkonfirmasi adanya upaya makar dari kelompok penyusup dalam aksi 411 sebagaimana dinyatakan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebelumnya.
"Ada motif politik kelompok ini untuk membentuk Daulah Islamiyah. Ada motif untuk menduduki Gedung DPR/MPR," jelasnya.
Boy menambahkan, pihaknya telah memonitor makin berkembangnya kelompok yang berafiliasi dengan ISIS yang berniat melakukan makar mendirikan negara Islam ini menjadi peringatan atau warning untuk kepolisian dan juga masyarakat Indonesia.
"Kepolisian berharap kita menjaga marwah para pahlawan, di mana banyak sekali yang mereka sudah berikan. Jangan sampai landasan pahlawan kita tercabi-cabik," ujar dia. (Coz)