Jumat, 3 Oktober 2025

Pengakuan Freddy Budiman

DPR Akan Panggil Penggacara Freddy Budiman Cek Kebenaran Informasi 'Setoran Uang'

"Harus diungkap. Kami akan cari dan undang pengacaranya-utk mengecek kebenaran informasi itu ke Komisi III,"

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews/Dany Permana
Trimedya Panjaitan (kanan). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Komisi III menilai perlu mengungkap kebenaran di balik pengakuan Freddy Budiman sebelum menjalani eksekusi mati di Nusakambangan.

Kepada Koordinator KontraS, Haris Azhar, Freddy mengaku memberi sejumlah uang kepada BNN sebagai 'Uang Setor' bisnis narkobanya.

Kepada Tribunnews.com, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Trimedya Panjaitan mangatakan akan mengundang pengacara Freddy ke Komisi III DPR.

Begitu juga Komisi III DPR akan memanggil Kordinator Kontras untuk mengecek kebenaran informasi Freddy.

"Harus diungkap. Kami akan cari dan undang pengacaranya-utk mengecek kebenaran informasi itu ke Komisi III," ujar politikus PDI Perjuangan ini ketika dihubungi Tribunnew.com, Jumat (29/7/2016).

Sejumlah pihak terkait pun rencananya juga akan diundang untuk melakukan cek atas kebenaran informasi yang disampaikan Freddy.

"Kita akan undang habis reses, pertengahan Agustus," jelasnya.

Pengakuan Freddy

Koordinator KontraS, Harris Azhar dalam pesan singkatnya menceritakan bagaimana tereksekusi mati, Freddy Budiman pernah mengungkapkan dirinya memberi sejumlah uang kepada BNN sebagai 'Uang Setor' bisnis narkobanya.

"Dalam hitungan saya selama beberapa tahun kerja menyelundupkan narkoba, saya sudah memberi uang 450 miliar rupiah ke BNN," ujar Freddy kepada Haris.

"Saya sudah kasih 90 miliar rupiah ke pejabat tertentu di Mabes Polri."

Haris menulis lengkap testimoni Freddy Budiman dan beredar luas di jejaring sosial.

"Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang dua, di mana si jenderal duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun,” cerita Haris, Jakarta, Jumat (29/7/2016).

Harris melanjutkan bahwa BNN juga pernah diberitahu mengenai keberadaan pabrik narkoba yang berada di Cina oleh Freddy.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved