Berkenalan dengan Bripda Nina, Anggota Pasukan Antiteror Berparas Cantik dari Banda Aceh
Parasnya yang cantik dan kekuatan fisik serta kepiawaiannya memainkan senjata membuatnya dikenal sebagai perempuan tangguh dari Banda Aceh.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Kebetulan tugas berat belum ada, masih latihan terus, tetapi tentu saya harus siap bertugas kapan pun diminta dan dipanggil.
Untuk tugas seperti pengamanan presiden saat berkunjung ke daerah Banda Aceh, saya sudah sempat mendapatkannya.
Ya, semua saya lakukan dengan penuh persiapan dan maksimal tentunya. Beberapa pengalaman menarik memang saya dapatkan saat bertugas.
Bisa Anda ceritakan pengalaman itu?
Misalnya, saat sedang bertugas dan bergabung dengan Wanteror, anggota lain tidak tahu bahwa saya perempuan. Itu karena saya menggunakan pakaian lengkap beserta helm baja dan bersuara seperti laki-laki.
Beberapa dari mereka yang tidak tahu menepuk bahu seperti kebiasaan teman-teman pria lainnya.
Usai bertugas dan melapor, baru saya membuka helm baja dan melihat ada dari mereka yang cukup terkejut melihat ada anggota Wanteror perempuan, Ha ha ha.
Bergelut dengan profesi penuh risiko, bagaimana sikap keluarga?
Semua pekerjaan tentu memiliki risiko masing-masing. Memang awalnya keluarga juga cemas dan khawatir tetapi, kan, pekerjaan harus tetap jalan.
Saya meyakinkan kedua orangtua bahwa saya bisa bekerja dengan maksimal dan mengharapkan doa agar senantiasa diberikan kemudahan dan dilindungi oleh-Nya setiap bertugas.
Bagaimana adaptasi dengan tim yang dominasi pria?
Banyak yang bertanya hal ini kepada saya. Untungnya, saya bisa beradaptasi dengan baik dan mereka tidak lantas mengistimewakan saya karena saya perempuan.
Semua berjalan di koridor yang semestinya. Kami semua saling menghormati karena memang kami satu tim.
Saya juga senang mendapatkan komandan satuan, AKBP Asnawi Hasyim, yang juga mendukung serta memberikan kesempatan yang sama tanpa memberikan keistimewaan.
Punya “ritual” khusus yang dilakukan saat hendak bertugas?