Jumat, 3 Oktober 2025

WNI Disandera Abu Sayyaf

Pengamat Intelijen: Saling Klaim Membahayakan 4 WNI yang Masih Disandera

Saling klaim membahayakan empat WNI lainnya yang masih disandera dan dikuasai faksi kelompok Abu Sayyaf.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat intelijen UI, Ridlwan Habib mengingatkan sejumlah pihak di Indonesia agar tidak saling mengklaim dan terlalu bereuforia atas bebasnya 10 WNI dari penyanderaan lebih sebulan kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Hal itu justru membahayakan empat WNI lainnya yang masih disandera dan dikuasai faksi kelompok Abu Sayyaf.

"Jangan sampai euforia klaim-klaim sepihak dan euforia pembebasan itu membahayakan empat WNI lainnya yang masih ada di Filipinan Selatan," kata Ridlwan Habib di Jakarta, Selasa (3/4/2016).

Ridlwan meyakini, bebasnya 10 WNI atau ABK asal Indonesia tiga hari lalu adalah hasil dari proses panjang misi intelijen rahasia sejumlah pihak Indonesia dan Filipina.

Dan tidak selayaknya hal itu disampaikan secara detil ke publik karena bisa dipelajari dan dibaca oleh kelompok penyandera. Hal itu pun akan sangat membahayakan.

"Ingat, dalam prinsip sebuah operasi senyap itu kalau berhasil orangnya tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tidak dicari, dan kalau dia mati tidak diakui. Ini yang dipegang teguh para pelaku operasi-operasi senyap dan sudah menjadi doktrin baku," ucap Ridlwan.

"Jadi, jangan kemudian kita berlomba-lomba menonjolkan prestasi atau kliam, memunculkan peran kami apa, yang di ujungnya justru berbalik negatif menghilangkan kepercayaan pihak Filipina, baik pemerintah Filipina secara formal maupun tokoh-tokoh informal di Filipina," sambungnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved