KPK Tangkap Legislator DKI
Ruang Kerja Disegel KPK, Taufik Numpang Berkantor di Tempat Anggota
Muhammad Taufik mengaku tidak kebingungan bekerja setelah ruang kerjanya disegel
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Muhammad Taufik mengaku tidak kebingungan bekerja setelah ruang kerjanya disegel, menyusul adiknya selaku Ketua Komisi D Mohamad Sanusi terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK.
Untuk sementara ia akan menempati salah satu ruangan di bagian anggota Fraksi Partai Gerindra.
"Yah ini, ruangan fraksi ada. Aktivitas pimpinan dewan tidak mesti di tempat duduk ruang kantor," kata Taufik kepada wartawan di ruang Fraksi Partai Gerindra, Lantai 2 Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta, Jumat (1/3/2016).
Pantauan Tribun, ada lebih 10 ruang kerja dan satu ruang rapat utama di bagian Fraksi Partai Gerindra lantai 9 Gedung DPRD DKI Jakarta.
Beberapa di antara ruang kerja itu tampak kosong. Ruang kerja itu berukuran sekitar 3x6 meter persegi dengan sekat dinding untuk pemisah tempat bekerja bagian staf atau sekretaris.
Sementara, ruang kerja Muhammad Taufik selaku pimpinan Dewan berada di lantai 9 dengan ukuran lebih luas.
Namun, pintu ruangan Taufik itu telah dipasangi garis KPK setelah adiknya, Sanusi, ditangkap oleh petugas KPK.
Beberapa petugas keamanan dalam gedung menjaga ruangan tersebut.
Taufik sendiri mengaku tidak tahu-menahu kasus apa yang menimpa adiknya sehingga digaruk petugas KPK dan ruang kerjanya turut disegel.
"Sampai sekarang saya belum tahu (kapan ruang kerja saya digelegedah)," ujarnya.
Ada Novel Baswedan
Penyidik KPK yang dikawalBrimob akhirnya keluar dari ruangan Muhammad Taufik di lantai 9 pada pukul 22.30 WIB.
Mereka membawa sejumlah dokumen dalam yang salah satunya terbungkus map merah.
Tidak banyak berkomentar, begitu keluar, penyidik yang dipimpin Novel Baswedan tidak menyebutkan dokumen apa yang dibawa dari ruang Kakak Mohamad sanusi yang pada Kamis (31/3/2016) malam diciduk KPK tersebut.
Penyidik langsung memasuki lift menuju ruang Komisi D DPRD DKI.
"Saya tidak bisa menyampaikan sekarang nanti saja melalui humas KPK," kata Novel begitu keluar.
Sebelumnya begitu tiba pada pukul 20.45 wib di gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, penyidik KPK langsung berpencar.
Pertama yang diincar yakni ruang Bagian Umum dan ruang kontrol kamera pengawas CCTV di lantai 1.
Sementara itu penyidik lainnya menuju ruang pimpinan DPRD DKI Jakarta di lantai 9. Penyidik langsung mengunci pintu kaca menuju ruang pimpinan tersebut. Tampak dari luar dari empat ruang pimpinan, hanya ruangan Muhammad Taufik yang terbuka dan dimasuki peyidik KPK.
Sebelumnya beberapa ruangan di kantor DPRD DKI Jakarta disegel oleh petugas KPK pada Jumat pagi, setelah Ketua Komisi D DPRD DKI, Mohamad Sanusi terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT), pada kamis malam (31/3/2016).
Ia diduga menerima sejumlah uang dari pihak PT Agung Podomoro Land (APL). Berdasarkan dugaan awal Sanusi terjaring OTT pemberian uang kali kedua yang jumlahnya Rp 2 miliar.
Uang tersebut diduga terkait suap untuk memuluskan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Wilayah Zonasi Pesisir Pulau-Pulau Kecil (RWZP3K) dan Raperda Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta, yang sedang digodok di DPRD DKI Jakarta.
Sanusi sebagai Ketua Komisi D yang membidangi masalah pembangunan memimpin pembahasan rancangan peraturan tersebut.