Rombongan Guru Honorer dan Anggota DPR Tengok Mashudi di Penjara
Ia menengok Mahsudi lantaran simpati dengan masalah yang menimpa warga asal dapilnya itu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga guru honorer, perwakilan dari PGRI dan anggota DPR, Arsul Sani mendatangi Rutan Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (10/3/2016) siang.
Mereka hendak membesuk seorang guru honorer asal Brebes, Jawa Tengah, Mashudi (38), yang ditangkap dan ditahan polisi karena kasus ancaman pembunuhan lewat SMS ke Menteri PAN-RB, Yuddy Chrisnandi.
Arsul yang mengenakan batik motif hijau datang seorang diri didampingi seorang penyidik ke dalam rutan sekitar pukul 13.00 WIB.
Ia menengok Mahsudi lantaran simpati dengan masalah yang menimpa warga asal dapilnya itu.
"Mau nengok Pak Mashudi," ujar Arsul.
Sementara, tiga guru honorer dari DPP FHK2I dan tiga pembina PB PGRI datang satu jam berikutnya.
"Saya sudah datang sejak sehari Mashudi ditahan. Ini yang kelima. Kami datang bersama ketua DPW dan DPC dan kemarin-kemarin ada beberapa guru honorer yang sudah membesuknya. Ini bentuk dukungan moril kepada teman seperjuangan, teman satu profesi yang sedang tertimpa musibah," kata Wakil Ketua Umum DPP FHK2I, Andi Nurdiansyah, sesaat memasuki rutan.
Tak banyak barang yang dibawa oleh mereka untuk diberikan ke Mashudi yang tengah mendekam di balik jeruji besi. Hanya terlihat enam botol air minum kemasan.
Mashudi sendiri telah mendekam di Rutan Ditreskrimum sejak diamankan oleh petugas Ditreskrimsus PMJ dari rumahnya, Brebes, Jawa Tengah, pada 3 Maret 2016.
Ia ditangkap setelah pihak Menteri Yuddy Chrisnandi melaporkan adanya SMS berisi ancaman pembunuhan terhadap dirinya dan keluarganya, ke Ditreskrimsus PMJ pada 28 Februari 2016.
Mashudi beberapa kali mengirimkan SMS tersebut ke nomor pribadi Yuddy dalam kurun waktu Desember 2015 hingga Februari 2016.
Setelah diamankan dan diperiksa oleh penyidik, Mashudi mengaku aksinya itu disebabkan kekesalan dan benci dengan Menteri Yuddy Chrisnandi yang tidak juga mengangkat dirinya menjadi guru tetap atau PNS.