Jumat, 3 Oktober 2025

Prahara Partai Golkar

Jusuf Kalla Prihatin Partai Sebesar Golkar Tak Punya Kantor

Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla, prihatin partai tak lagi punya kantor karena konflik internal berkepanjangan.

Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Mahkamah Partai Golkar Muladi (tengah) bersama Anggota Mahkamah Partai Golkar Djasri Marin (kiri) dan Anggota Mahkamah Partai Golkar Andi Mattalatta (kanan) saat Sidang Terbuka Mahkamah Partai Golkar di Jakarta, Jumat (15/1/2016). Mahkamah Partai Golkar (MPG) memutuskan untuk membentuk tim transisi untuk menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Rekonsiliasi dengan menunjuk dua tokoh senior Golkar, yakni Habibie dan Jusuf Kalla untuk memimpin tim transisi. MPG meminta agar Munas diselenggarakan paling lambat Maret 2016, demi menghindari konflik yang berkepanjangan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla, prihatin partai tak lagi punya kantor karena konflik internal berkepanjangan.

"Golkar tidak punya kantor sekarang, masa mau dibiarkan begitu? Hanya ditutup kantornya, masa partai ada begitu. Itu yang kita tidak ingin," kata Jusuf Kalla kepada wartawan di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2016).

Pria yang akrab disapa JK itu berujar, konflik berkepanjangan di internal partai berlambang pohon beringin itu bakal semakin terpuruk.

Ia menyayangkan konflik kepentingan dua kubu membuat kantor DPP Partai Golkar terbengkalai selama berbulan-bulan, apalagi ada tunggakan tagihan listrik.

Para senior Golkar, kata JK, mendukung penyelamatan partai melalui Mahkamah Pertimbangan Partai yang telah memutuskan dibentuknya tim transisi.

Sebagai Ketua Tim Transisi Partai Golkar, JK bertugas menjembatani perdamaian antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.

Menurut dia apapun yang terjadi, konflik di tubuh Golkar harus disudahi, meski kubu Aburizal menolak keberadaan tim transisi ini namun tak ada satu pihak pun yang menolak persatuan partai.

JK belum membeberkan strateginya mendamaikan Aburizal dan Agung, namun ia menilai forum bersama dapat mendudukkan keduanya dalam keadaan seimbang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved